The Magnum :3 Semusik, Sehati
Hari ini adalah hari pertama Ify di
Solo. Hari ini juga adalah hari minggu. Hari minggu ini Ify tidak turut ayah ke
kota *eh? #abaikan -_- Ify memutuskan untuk jalan-jalan sebentar.
Teman-temannya dari Jakarta belum sampai di Solo. Sivia pasti Hunting foto
dulu. Agni pasti milih naik bis daripada naik pesawat (merakyat banget xD).
Kalau Prissy, sudah bisa dipastikan shopping dulu.
Ify jogging disekitar rumahnya untuk
melihat-lihat. Rumahnya tidak jauh dari Mall terbesar di Solo (orang solo pasti
tau :3). Ify berniat untuk membeli headset karena headsetnya tertinggal di
Jakarta. Ify hanya memakai kaos berwarna biru dan jins selutut. Rambutnya
dikucir rapi. Walaupun begitu tetap saja Ify terlihat cantik dan manis.
Setelah cukup lama jogging, ia
langsung menuju ke mall tanpa mengganti bajunya (gitu aja juga tetep cantik
=D). Ia segera masuk. Tampak di lantai dasar sedang ramai-ramainya. Sepertinya
ada band ibu kota yang akan manggung disana. Ify tak mau ikutan. Ia memilih
untuk langsung ke toko musik yang menyediakan berbagai alat musik dan
peralatannya. Ify menghampiri salah satu sellest-nya.
“Mbak, ada headset nggak ?” tanya
Ify.
“Oh, ada dek ! Yang biasa atau yang
bagus ?” Mbak sellest (?) tanya balik.
“Umm .. Yang bagus sekalian aja,
mbak.” Kata Ify.
“Bayarnya di kasir ya, dek.” Kata
mbak sallest dengan ramah. Ify mengangguk dan segera ke kasir untuk membayar
headset dan beberapa CD yang baru ia pilih.
Ify pun keluar dari toko itu dan
bersandar pada pagar pembatas di lantai 2. Dari sana, ia bisa melihat fans
fanatik yang -maaf- lebay.
“Lebay !” kata Ify.
“Alay !” kata seseorang yang
–nampaknya- ada disampingnya. Ify menoleh ke sampingnya. Dilihatnya seorang
cowok berkulit tan dan berwajah manis. Cowok itu juga menghadap ke arahnya.
Lelaki itu menatap dalam manik mata Ify dan menguncinya, seakan tak mau
membiarkan sedetik pun tak memandang wajahnya #halah-_-. Hingga beberapa lama,
lelaki itu tersadar dan memalingkan wajahnya ke arah lain dan menggaruk
tengkuknya yang –sama sekali- tidak gatal. Ify pun akhirnya tersadar dan
menggelengkan kepalanya pelan.
“Ehm .. Loe nggak suka band kayak
gitu ?” tanya cowok itu untuk menutupi kesaltingannya.
“Gue fine aja sama bandnya. Tapi,
fansnya itu, lho . Lebay gila !” jawab Ify.
“Hahhahaa . . Sama kayak gue berarti
:D By the way, nama loe siapa ?” tanya cowok itu.
“Gue Ify. Alyssa Saufika Umari. Gue
baru pindah dari Jakarta tadi. Loe ?” Ify tanya balik.
“Gue Mario Stevano. Loe bisa panggil
gue Rio. Oh . . Pantes aja gue nggak pernah liat loe ! Gue kan tongkrongannya
disini. Heheheh . . Rumah loe dimana ?” tanya cowok yang ternyata bernama Rio
itu lagi.
“Di komplek Oreo blok vanilla (?)
kalo loe ?”
“Deket dong sama rumah gue ! Rumah
gue di komplek Oreo blok coklat (?) kapan-kapan bisa mampir dong gue :D”
“Hahahhaa . . Boleh-boleh aja . eh,
Yo ! Loe orang asli daerah sini, kan ?” tanya Ify. Rio mengangguk. “Temenin gue
jalan-jalan dong !”
“Loh, Fy ? Kita baru kenal, lho. Loe
nggak takut gue nyulik loe terus ngapa-ngapain loe, gitu ?” tanya Rio omes (?)
“Dasar omes dah loe ==” Lagipula gue
percaya kok, kalo loe orang baik ^^ “ Ify menampilkan senyuman mautnya yang
membuat seorang Rio klepek-klepek dan mengangguk setengah sadar.
“Yaudah, yokk ! Nonton film dulu, ya
!” ajak Ify. Rio mengikutinya.
Mereka berdua menuju ke lantai 4
dimana Grand 21 berada. Pemilik bioskop itu sudah kenal akrab dengan Rio,
apalagi para pegawainya. Saat masuk, sudah banyak orang yang mengantri di
loket.
“Eh . . Nak Rio. Sudah lama nggak
kesini. Sekali ini kesini udah bawa cewek cakep !” seru om-om yang tak lain
adalah pemilik bioskop itu.
“Ah . . Om ini ngagetin aja ! Nggak
kok, om. Cuma temen doang. Baru kenal malah ! O, iya ! Fy, kenalin, ini Om
Andre. Om Andre kenalin ini Ify. Hati-hati lho, Fy ! Om Andre pinter nggombal
!” canda Rio. Ify terkekeh.
“Ify, om J “
“Nak Ify anaknya Jessica Jessie, ya
?” tanya Om andre.
“Hahh ? bukan, om. Emang kenapa ?
“Bukan, ya ? berarti salah baca
akte, om !” seru Om Andre #gombalgagal.
“Om, bukannya harusnya om bilang,
‘bukan, ya ? kok wajahnya mirip ?’ gitu ya, om ?” tanya Rio.
“Oh, iya ! Om lupa !” serunya. Rio
dan Ify ketawa garing.
‘sok muda banget om andre ==” ‘
batin Rio dan Ify sambil cengo (?)
“Kalian kesini mau ngapain ? Pasti
mau ketemu om, terus minta tanda tangan, ya ?” narsisnya.
“Eh, gila, Yo ! Om Andre narsis
banget !” bisik Ify ke Rio. Rio mengangguk.
“Kalian ngomongin apa hayoo ?
ngomongin om yang cakep, ya ?” narsisnya om andre menjadi-jadi (?)
“Hahahha . . nggak kok, om ! Mau
nonton Tendangan Dari Langit, tapi loketnya penuh ! Minta tiket dong, om !”
pinta Rio.
“Okeoke ! Ini !” kata om Andre
seraya memberikan 2 buah tiket. Ify dan Rio langsung masuk ke theater 1 dimana
Tendangan dari Langit diputar.
*** (nggak tau filmnya, belum nonton
._.v)
Ify dan Rio sudah keluar dari
bioskop. Sekarang mereka menuju ke food court untuk makan. Untung mereka dapat
tempat. Setelah memesan makanan, mereka mengobrol.
“Yo, film-nya bagus banget, ya !”
seru Ify.
“Iya, Fy ! Banget banget malah !”
tambah Rio.
“Irfan Bachdim keren banget !” (ada
irfannya, kan ?)
“Iya ! Apalagi pas Irfan Bachdim
nglawan Voldemort ! Seru banget, Fy ! Paling seru waktu Irfan nikah sama Ginny,
terus anaknya di sekolahin di Hogwart ! Wiiihh . . seruu bangeett !” cerocos
Rio ngaco. Ify cengo.
“Yo, Yo ! Loe tadi nonton nggak sih
? itukan cerita HP 7 -_-“ kata Ify. Rio nyengir.
“Gue ketiduran, Fy . hehehehh ..”
(Gubrakk ! Pletakk ! Cetyarrr ! dor dor (?))
“Pantes aja nggak nyambung -____-“
“Hehhehe .. Eh, Fy ! Kita baru kenal
sehari, tapi kayak udah lama banget, ya ?”
“Bener juga :D Hahaha .. Ada
chemistry sama loe ! Eh, Yo, ajak gue ke tempat yang bagus di Solo dong !” Rio
berfikir.
“Boleh !” Pembicaraan mereka
terhenti karena mbak-mbak pramusaji (?) datang membawa pesanan mereka. Ify dan
Rio makan sambil sekali-kali bercanda.
***
Rio dan Ify sedang menuju ke
parkiran untuk mengambil cagiva biru Rio. Rio sudah berada di atas motor. Ify
masih belum naik.
“Cepet naik ! Gue tinggal, lho !”
“Eh, Iya-iya . . Gue lagi mikir
taukk u.u” Ify naik ke motornya Rio.
“Mikirin gue yang cakep, ya ?”
#RioNarsis.
“Yee .. Orang gue lagi mikir kok gue
bisa cantik, manis, dan imut gini, ya, Yo ?” #IfyNarsis.
“Ngeekk == Syalalala *gayakakluk*
Ape kate loe !” Rio menjalankan motornya ke luar dari Mall.
***
Rio memasuki gang kecil dan sepi
yang buntu. Ify udah mikir yang macem-macem. Rio memberhentikan motornya tepat
di ujung jalan buntu itu. Anehnya, ada sebuah pintu disitu.
“Yo, ini dimana ?”
“Udah, ikut aja !” Ify masih diam.
“Gue nggak bakal ngapa-ngapain loe, nggak usah takut gitu. Kan loe yang bilang
tadi kalo gue orang baik :D”
“Yee .. GR == Kalo loe berani
ngapa-ngapa, gue laporin bokap gue nyahok loe !”
“Iya-iya ..” Rio membuka pintu itu.
Kosong. Ify semakin berpikir yang tidak-tidak. Mereka pun memasuki ruangan
kosong itu.
“Yo, disini nggak ada apa-apa.” Pintunya kemudian ditutup Rio. Rio menatap
Ify. Ify diam. Rio menjulurkan tangannya ke arah Ify. Ify semakin takut.
“Ini lift. Nggak usah takut gitu,
deh ! Omes banget loe !” cibir Rio. Ternyata Rio menekan tombol di belakang
Ify. Lift pun bergerak turun. Ify memukul bahu Rio.
“Iihh .. Loe tuh yang omes ! Rese
banget ! Nggak lucu tau ! Gue ngambek !”
TING ! Lift telah sampai ke lantai
yang dituju.
“Beneran nih ngambek ?” goda Rio.
Ify memalingkan mukanya.
“Coba balikkin badan loe, deh !” Ify
yang penasaran akhirnya membalikkan badannya. WOW.
“Yo, i-ini indah banget. Gu-gue
nggak nyangka di Solo ada tempat kayak gini.” Seru Ify. Ia melihat sebuah danau
yang indah di dalam bangunan. Atau di bawah tanah ? Ah .. bodo yang penting
baguuusss banget. bunganya tampak sedang mekar. Tak luas memang. Hanya sebuah
danau yang dikelilingi bunga-bunga dan sebuah pohon yang lumayan besar.
“Tau nggak, Fy ! Loe orang ke 5
setelah sahabat-sahabat gue yang gue ajak kesini. Ini namanya Danau Tim-Tam.
Gimana ? udah nggak ngambek, kan ?”
“Ya, nggak lah ! Ini tuh ya, Yo,
kayak danau pribadi punya kita sendiri.”
“Emang ini punya keluarga gue !”
“Eh ? yang bener loe ? Demi apa,
danau sebagus ini punya loe ?” Rio mengangguk.
“Gue boleh kan kesini kalo mau ?”
tanya Ify.
“Always, Fy :D”
“Thanks banget ya, Yo !”
“Udah puas, kan ? Yuk gue anter
pulang !” Ify mengangguk. Mereka pun beranjak dari sana.
***
“Eh, demi apa obyek buat di foto
banyak banget !” seru Via.
“Haii ..”
BERSAMBUNG ..
bagusss....ada dikit yg memeningkn dikit..
BalasHapus