Senin, 31 Desember 2012

Simple Plan - Save You

Simple Plan - Save You

Take a breath, I pull myself together.
Just another step until I reach the door.
You'll never know the way it tears me up inside to see you..
I wish that I could tell you something to take it all away.

[Chorus] Sometimes I wish I could save you,
And there's so many things that I want you to know.
I won't give up 'til it's over.
If it takes you forever, I want you to know..

When I hear your voice,
It's drowning in the whispers.
It's just skin and bones,
There's nothing left to take.
And no matter what I do,
I can't make you feel better.
If only I could find the answer to help me understand..

[Chorus] Sometimes I wish I could save you,
And there's so many things that I want you to know.
I won't give up 'til it's over.
If it takes you forever, I want you to know that..

If you fall, stumble down, I'll pick you up off the ground.
If you lose faith in you, I'll give you strength to pull through.
Tell me you won't give up,
'Cause I'll be waiting if you fall.
You know I'll be there for you.

If only I could find the answer to take it all away..

[Chorus] Sometimes I wish I could save you,
And there's so many things that I want you to know.
I won't give up 'til it's over.
If it takes you forever, I want you to know..

I wish I could save you..
I want you to know..
I wish I could save you..

Jumat, 28 Desember 2012

Simple Love [Cerpen - Cagni]



            Aku nggak tau cinta itu apa.

*         

            Ini hanyalah kisah cinta klasik. Kisah saat seorang sahabat mulai mencintai sahabatnya sendiri. Saat semuanya tidak akan berubah. Ya, persahabatan yang sejati dan tidak akan pernah melangkah lebih maju.

*

            Apakah cinta itu ketika kamu merasa nyaman berada di dekatnya?

*

            Cakka dan Agni tengah bermain basket di lapangan kompleks perumahan mereka. Dengan bersimbah keringat, mereka memainkan bola berwarna oranye itu. Membiarkan teriknya matahari menyengat kulit mereka. Sepasang gitar melihat mereka dari kejauhan. Bahkan gitar mereka sudah bersahabat.
            “Kka, udahan yuk! Capek nih! Panas lagi!” seru Agni pada Cakka yang masih asyik men-dribble bola.
            “Huu, payah kamu, Ag! Masak baru segini aja capek!” ledek Cakka.
            “Yee, aku kan bukan cowok!” kata Agni sembari berjalan ke rerumputan dimana gitar mereka berada.
            “Ag, tungguin dong! Masak gitu aja marah sih!” ujar Cakka, menyusul Agni yang sekarang sudah berbaring di rerumputan yang menghadap ke langit. Cakka ikut merebahkan diri di samping Agni.
            “Ag...” Panggil Cakka. Agni berdehem. Masih memfokuskan diri pada birunya langit dan putihnya awan.
            “Ag, kalau misalnya salah satu dari kita ada yang pacaran, kita bakalan tetep sahabatan, kan?” tanya Cakka. Agni menoleh ke arah Cakka, menaikkan alis, kemudian menyunggingkan senyum dan menganggukkan kepalanya.
            “Iya! Kita bakalan tetep jadi sahabat. Apapun yang terjadi. Sekarang dan selamanya,” Agni berujar mantap.

*

            Apakah cinta itu ketika kamu merasakan getaran-getaran halus saat melihat wajahnya, senyumnya, dan tingkahnya? Semua tentangnya?

*

            Cakka berhenti di depan rumah Agni dan membunyikan bel sepedanya. Rumah Cakka dan Agni memang hanya berjarak beberapa meter, jadi mereka selalu berangkat sekolah bersama sejak kecil. Ya, mereka sudah sangat lama bersahabat.
            “Agni! Cepetan! Lama banget, sih!” teriak Cakka. Mama Agni hanya bisa memaklumi kelakuan sahabat dari anaknya tersebut. Beberapa menit kemudian, Agni keluar sambil menggigit roti tawarnya dan menaruh tas di punggungnya.
            “Maaf, maaf! Tadi aku bangun kesiangan!” kata Agni sambil nyengir sambil bergegas naik ke boncengan sepeda Cakka. Cakka mulai mengayuh sepedanya.
            “Makanya, kalau malam itu jangan suka begadang! Kalau ada tugas kerjain habis pulang sekolah, biar malemnya bisa istirahat. Jangan Cuma main Pe-eS sama Ray. Kalau mau nonton film itu waktu akhir pekan aja!” nasehat Cakka.
            “Bla bla bla, cerewet banget sih kamu, Kka! Udah kayak mama aja deh!” ledek Agni.
            “Yeee, biarin. Ini kan demi kebaikan kamu juga. Kalau kamu nggak di nasehatin, kamu nggak bakalan berubah dan....”
            “Kamu bakalan stuck di situ aja,” Lanjut Agni. “Kata-kata kamu itu nggak ada yang lain ya, Kka?”
            “Perhatian banget sih kamu sama aku. Hahaha,” Agni mencibir.
            Diam-diam, Agni suka saat Cakka mengomelinya. Saat Cakka tertawa untuknya. Saat Cakka tersenyum untuknya. Saat hatinya berdesir lembut melihat semua tingkah Cakka.

*

            Apakah cinta itu ketika kamu tidak dapat menahan semua perasaan yang datang itu?

*

            “Kka! Aku mau ngomong sama kamu. Penting!” kata Agni kepada Cakka lewat telepon.
            “Ada apa sih, Ag? Kayaknya penting banget,”
            “Aku tunggu di lapangan kompleks sekarang,” Agni memutuskan sambungan teleponnya.
            Tidak peduli Cakka sedang apa. Cakka harus datang sekarang juga. Agni ingin mengutarakan semuanya. Perasaan yang mengusik hatinya, mengganggu tidurnya, dan membuatnya senang berkhayal.
            Ia tidak peduli bagaimana perasaan Cakka padanya. Ia hanya ingin mengutarakannya. Ia tahu ini semua akan berdampak pada hubungan persahabatan mereka, tapi ia bertekad tidak akan berubah jikalau Cakka memang tidak menyukainya. Walaupun mungkin Cakka akan menjauhinya. Ia akan tetap menyayangi Cakka.

*

            Apakah cinta itu ketika kamu tahu dia tidak mencintaimu, tapi kamu diam-diam masih mengharapkannya?

*

            Cakka datang 10 menit kemudian dengan sepeda kesayangannya. Agni tersenyum padanya. Cakka menghampirinya dengan semangat.
            “Agni! Agni! Guess what?” seru Cakka
            What?”
            “Tadi aku nembak Shilla. Dan kamu tahu? Dia nerima aku, Ag! Shilla sekarang jadi pacar aku!” seru Cakka.
            Jleb. Agni terdiam. Oh, Shilla. Gadis itu memang sudah lama menarik perhatian Cakka. Agni tahu itu. Cakka sering bercerita tentang Shilla kepadanya. Dan setiap ada sesuatu yang menyangkut Shilla dia pasti bersemangat. Kenapa aku tidak menyadari kalau Cakka punya perasaan lebih untuk Shilla?
            “Ag? Hello, Agni!” Cakka melambaikan tangan di depang wajah Agni. Membuyarkan khayalan gadis kecil itu.
            “Eh, iya! Selamat, ya! Aku ikut seneng. Makan-makan dong!” Agni memaksakan senyumnya.
            “Oh iya, kamu tadi mau ngomong apa? Katanya penting?”
            Apakah aku masih pantas untuk mengutarakan perasaan ini. Ataukah aku harus memendamnya dan membiarkan Cakka bahagia?Ya, mungkin aku harus membiarkan Cakka bahagia. Persetan dengan perasaanku ini, pikir Agni.
            “Oh itu, emm... Aku besok ulangan matematika. Ajarin dong!”
            “Yaelah, Ag. Dikirain apa gitu. Tau gitu aku tadi mesra-mesraan dulu sama Shilla,” Kata Cakka.
            “Hehe, maaf, maaf! Aku nggak tau kalau kamu lagi berduaan sama Shilla,” Agni mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya. Ia harus tetap menjadi Agni seperti biasanya.

*

            Apakah cinta itu ketika kamu merasa bahagia saat melihat dia  bahagia?

*

            Semenjak Cakka berpacaran dengan Shilla, Cakka tampak lebih bahagia dan bersemangat. Dimana ada Shilla, disana ada Cakka, begitu pun sebaliknya. Cakka dan Shilla bahkan sudah mendapat julukan Best Couple di sekolahnya. Kemana-mana berdua. Mesraaaaa banget!
            Agni memang cemburu, tapi kalau karena itu Cakka bisa lebih bahagia, Agni juga akan berusaha untuk bahagia karena kebahagiaan Cakka. Walaupun karena itu juga, Agni jadi jarang bermain dengan Cakka.
            “Ag, kok kamu jadi jarang main sama Cakka sih semenjak Cakka pacaran sama Shilla?” tanya Ify –teman sebangku Agni- pada suatu hari.
            “Emangnya aku kalau kemana-mana harus sama Cakka terus gitu? Sahabatku kan nggak cuma Cakka kamu kan juga sahabatku, Fy! Hahaha,” ujar Agni.
            “Enggak, sih. Tapi emangnya kamu nggak cemburu gitu?”
            “Lho? Kenapa harus cemburu? Aku kan sahabatnya, jadi aku harus ndukung Cakka dong! Asalkan Cakka bahagia, aku juga ikut seneng kok,” kata Agni.
            “Iyadeh. Terserah kamu. Nanti pulang sekolah ke Mall yuk!” ajak Ify.
            “Boleh. Kamu yang traktir, ya!” pinta Agni. Ify menjitak kepala Agni.
            “Yee, enak aja!” Agni meringis. Ya, sejauh ini ia masih bisa menjadi Agni yang biasanya.

*

            Apakah cinta itu ketika kamu tidak rela memberi tahukan suatu hal yang akan membuatnya sakit?

*

            Agni dan Ify pergi ke mall langganan mereka. Melirik setiap ada benda yang menarik perhatian mereka dan menyerbu setiap toko yang sedang sale. Udah tak terhitung berapa kali kalimat ‘Ini cocok nggak buat aku?’ diucapkan. Sampai mereka lelah belanja dan memutuskan untuk istirahat di sebuah kafe.
            “Ag, kamu mau pesen apa?” tanya Ify.
            “Samain kayak kamu aja deh, Fy.” Ify mengangguk, memanggil waither, dan memberi tahu apa yang ingin ia pesan.
            Setelah memesan, Ify menangkap sosok yang tidak asing masuk ke dalam kafe. Wajahnya familiar. Cantik, putih, tinggi, dan dia datang bersama cowok yang tidak dikenalnya. Dan—Oh astaga! Cewek yang familiar itu Shilla! Dan—Oh astaga lagi! Cowok yang sedang bersama Shilla itu tengah merangkul pinggang Shilla dengan posesif.
            “Agni, ada Shilla tuh. Tapi kok nggak sama Cakka ya?” tanya Ify.
            “Masak sih?” Agni melirik ke arah yang ditunjukkan Ify. Dia terbelalak dan berujar ragu-ragu, “Saudaranya kali, Fy.”
            “Masak saudara meluknya sampai posesif gitu, Ag. Pasti dia selingkuhannya Shilla. Tega banget sih! Cakka kurang baik apa coba?” geram Ify. “Kita harus kasih tau Cakka, Ag!”
            “Nggak usah deh, Fy. Kasian Cakka nanti kalau dia tahu Shilla selingkuh. Cakka kan sayang banget sama Shilla.” Ujar Agni polos.
            “Tapi dia bakal lebih sakit kalau nggak dikasih tau sekarang, Ag!”
            “Pokoknya aku nggak bakal ngasih tau Cakka. Dan aku harap kamu juga.”
            “Terserah kamu deh, Ag. Kamu itu... terlalu baik. Tapi, aku bakal ikutan kamu.”
            “Thanks, Fy.”
            Setelah pesanan mereka datang, Agni dan Ify buru-buru menghabiskannya dan pergi dari Mall menuju rumah Agni.
            “Fy, kamu masuk kamarku dulu aja. Aku mau nganterin kue buat tetangga sebelah dulu, disuruh mama.” Kata Agni. Ify mengacungkan jempolnya pertanda iya.
            Sementara Agni pergi, Ify melihat-lihat sekeliling kamar Agni. Kamarnya didominasi warna biru tosca. Barang-barang Agni tertata rapi. Ify jadi membayangkan kamarnya yang berantakan. Hihihi. Ia duduk di depan meja belajar Agni. Ada sebuah buku yang menarik perhatiannya. Buku itu... buku harian Agni?
            Pelan-pelan Ify membuka halaman depan. Ada foto Agni dengan Cakka. Terselip tulisan tangan Agni di bawah foto itu, Best Friend Forever. Ify membuka halaman selanjutnya. Kemudian selanjutnya, dan selanjutnya lagi, sampai selesai. Dan ia akhirnya tahu.
            Jadi karena ini Agni tidak ingin Cakka sedih. Jadi karena ini Agni membiarkan Cakka bersama Shilla. Jadi karena ini Agni selalu tersenyum setiap melihat Cakka bahagia bersama Shilla. Jadi ini semua karena Agni mencintai Cakka. Tapi kenapa? Kenapa Agni begitu munafik sehingga ia merasa akan bahagia jika Cakka bahagia? Ah, Ify tak mengerti semua ini.

*

            Apakah cinta itu ketika kamu merasa hancur berkeping-keping ketika melihat dia sedih?

*

            Agni bermain ke rumah Cakka sore ini. Tapi, kata mamanya, Cakka belum keluar kamar semenjak pulang sekolah. Jadi Agni disuruh untuk langsung menemui Cakka di kamarnya. Agni mengetuk pintu. Tak ada jawaban dari Cakka.
            “Cakka, ini Agni. Bukain dong pintunya.” pinta Agni. Tapi tak ada respon. Akhirnya Agni memutuskan untuk langsung masuk, toh pintunya tidak dikunci.
            Cakka ada disana. Duduk di ranjang sambil menghadap ke jendela dengan tatapan menerawang. Matanya sendu. Tak ada senyuman diwajahnya. Cakka terlihat pucat sekali. Agni mendekati Cakka pelan-pelan.
            “Cakka, kamu kenapa? Kamu sakit?” tanya Agni. Tanpa disangka Cakka berbalik ke arah Agni dan memeluknya erat. Agni bisa merasakan Cakka sesenggukan. Apakah Cakka menangis?
            “Cakka! Kamu kenapa? Kamu kenapa nangis?”
            “Dia khianatin aku, Ag. Dia jalan sama cowok lain di belakang aku. Aku minta penjelasan ke dia. Tapi dia bilang kalau aku bukan siapa-siapanya. Aku sakit, Ag. Apa salah aku sama dia, Ag. Kenapa dia tega banget sama aku? Padahal... padahal aku kan cinta sama dia, Ag. Kenapa dia nggak ngrasain sama kayak aku? Kenapa, Ag?” Cakka menumpahkan semuanya dalam satu helaan nafas.
            ‘Jadi... jadi Cakka udah tahu? Ya Tuhan, kenapa kemari aku nggak mencegah Cakka buat liat Shilla. Cakka sekarang jadi kayak gini. Aku salah. Semuanya salah aku. Maafin aku, Kka.’ Batin Agni.
            “Cakka, jangan nangis gini dong. Mana Cakka yang kuat? Mana Cakka yang tegar? Masak Cuma gara-gara ini doang kamu nangis, Kka. Cengeng ah!” kata Agni.
            “Kamu nggak ngerti, Ag! Aku cinta sama Shilla! Kamu emang nggak pernah ngerti aku! Emang Cuma Shilla yang bisa ngertiin aku!” Bentak Cakka.
            Agni tersentak. Kata-kata Cakka menghujam hatinya. Ada sesuatu yang menghimpit dadanya. Dia ingin menangis.
            “Maaf. Maafin aku yang nggak pernah bisa ngertiin kamu, Kka. Maaf.”
            “Kamu keluar aja dari kamar aku! Aku mau sendiri!”
            “Tapi, Kka—“
            “KELUAR!”
            Lagi-lagi Agni tersentak. Ia segera keluar dari kamar Cakka dan berlari menuju rumahnya. Masuk ke kamar dan menguncinya. Ia terisak dan akhirnya air matanya keluar juga. Sebelumnya Cakka tak pernah membentak Agni seperti ini. Apakah ia benar-benar tidak bisa mengerti Cakka?

*

            Apakah cinta itu ketika kamu rela berkorban segalanya untuk dia?

*

            Hari ini Agni memaksakan diri untuk masuk sekolah dengan mata yang sembab dan bengkak karena semalaman menangis. Menangisi kebodohannya yang tidak pernah memahami Cakka. Ia akan minta maaf kepada Cakka hari ini.
            Agni melihat Cakka keluar dari rumahnya dengan merunduk. Oh, Cakka terlihat seperti orang depresi. Agni miris melihatnya. Andaikan ia bisa memindahkan semua kepedihan Cakka kepadanya. Ia rela.
            Tanpa melihat kanan kiri, Cakka menyeberang jalan di depan rumahnya. Agni melotot melihat ada sebuah mobil dengan kecepatan di atas rata-rata menuju ke arah Cakka. Ia berlari sekuat tenaga. Mengerahkan semua kekuatannya.  
            “CAKKAAA!! AWAAASS—“
BRUKK!!
            Tubuh Cakka terhempas dengan keras ke tepi jalan. Cakka sadar. Dan ia menyadari ada yang kurang dari dirinya. Harusnya dia mati, tapi kenapa... Oh tidak! Cakka melihat di tengah jalan ada seorang gadis yang berlumuran darah.
            Tidak. Tidak. Tidak mungkin. Tidak mungkin gadis itu adalah orang yang selalu menemaninya sejak kecil. Tidak. Tidak mungkin. Tidak mungkin gadis itu adalah orang yang selalu menghiburnya di saat bersedih. Tidak mungkin. Tidak mungkin gadis itu adalah Agni!
            “AGNIIII!” Cakka menghambur menuju Agni. Agni masih sadar dan berusaha meraih Cakka.
            “Cakka...” lirih Agni. Cakka menangis sejadi-jadinya.
            “Agni, jangan bicara dulu. Aku bakalan panggil ambulans.” Pinta Cakka. Agni menggeleng samar.
            “Enggak usah. Aku nggak pa-pa kok. Kamu kenapa nangis? Aku nggak suka liat kamu nangis.” Agni berkata begitu pelan. Cakka mengusap air matanya dengan kasar. Dia menggeleng kuat-kuat.
            “Aku nggak nangis.” Sanggah Cakka. Agni tertawa kecil.
            “Kamu jangan sedih lagi, ya. Agni sayang sama Cakka.” Agni kemudian menutup matanya perlahan dan tak pernah bangun lagi. Cakka terdiam. Ia menunduk dalam. Air matanya mengalir dengan derasnya. Ia genggam tangan Agni yang sudah dingin kuat-kuat.
            “Cakka... juga sayang Agni. Kenapa Agni tinggalin Cakka?” lirih Cakka.

*

            Ya, itu benar. Semua definisi cinta menurut Agni semuanya benar. Dan tahukah Agni kalau ia meninggalkan Cakka dengan berjuta penyesalan?

*

            Pemakaman Agni berlangsung khidmat, walaupun beberapa kali Mama Agni dan Ify pingsan. Semua teman-temannya menangis. Bagaimana mungkin mereka tifak sedih bila harua kehilangan teman sebaik Agni?
            Mungkin Cakkalah yang paling sedih akan kematian Agni. Kemarin sambil menangis-nangis, Ify memberitahu sesuatu yang ia tak pernah duga. Bahwa ternyata Agni... mencintainya. Ia menunduk dalam di depan pusara Agni.
            Apa yang telah dia lakukan. Saat pertemuan terakhirnya dengan Agni, ia malah membentak Agni. Dan dia juga berkata bahwa Agni tak pernah mengertinya. Apa yang dia pikirkan saat itu?
            Cuma Agni saja yang mengertinya. Cuma Agni saja yang mampu menghiburnya. Cuma Agni saja yang selalu ada untuknya. Cuma Agni saja yang mencintai Cakka apa adanya.
            Dan apa yang telah ia lakukan pada Agni? Dia menyakitinya! Bagaimana bisa ia berkata seperti itu hanya karena Shilla! Bagaimana bisa?
            Penyesalan memang selalu datang terakhir. Dan kali ini, ia tidak bisa meminta maaf. Ia hanya bisa berdoa agar Agni tenang disana.

*
           



           
             

           

           

Jumat, 14 Desember 2012

Tangga - Cinta Tak Mungkin Berhenti

Tangga - Cinta Tak Mungkin Berhenti 

tak ada kisah tentang cinta
yang bisa terhindar dari air mata
namun ku coba menerima, hatiku membuka
siap untuk terluka

cinta tak mungkin berhenti secepat saat aku jatuh hati
jatuhkan hatiku kepadamu sehingga hidupku pun berarti
cinta tak mudah berganti, tak mudah berganti jadi benci
walau kini aku harus pergi tuk sembuhkan hati

walau seharusnya bisa saja dulu aku menghindar
dari pahitnya cinta
namun ku pilih begini, biar ku terima
sakit demi jalani cinta (cinta)

cinta tak mungkin berhenti secepat saat aku jatuh hati
jatuhkan hatiku kepadamu sehingga (sehingga) hidupku (hidupku) pun berarti
cinta tak mudah berganti, tak mudah berganti jadi benci
walau kini aku harus pergi tuk sembuhkan hati

hanya kamu yang bisa (…)
bisa membuatku rela (rela menjalani segalanya)
rela menangis karenamu (ku rela ku rela …)

cinta tak mungkin berhenti secepat saat aku jatuh hati
jatuhkan hatiku kepadamu sehingga hidupku pun berarti
cinta tak mudah berganti (cinta tak mungkin berhenti)
tak mudah berganti jadi benci (tak mudah untuk berganti)
walau kini aku harus pergi tuk sembuhkan hati
biar ku pergi sembuhkan hati

Senin, 10 Desember 2012

Maafkan, SUMMER - JKT48


Maafkan, SUMMER - JKT48

Dirimu duduk memeluk lutut di pinggiran geladak
Menghitung banyaknya ombak datang mendekat
Diriku ada di sampingmu seakan mau mengganggu
Saat sengaja ajak bicara, kau memukul bahuku


Laut yang sangatlah biru menyerupai kasih sayang
Yang mengajari suatu arti dari keabadian


Maafkan summer menyilaukan
Saat tatap wajahmu dari samping
Dalam hatiku ingin menyentuhmu lembut
Keisenganku saja


Maafkan summer cinta ini
Meskipun hanya teman terasa sedih
Hanya angin laut yang sejak dari dulu
Bertiup menujumu, maafkan summer


Burung layang-layang putih mengelilingi langit
Seperti memanasi ayo cepat katakan
Aku pun diseling bercanda melepas sepatu sneakers
Seketika lari sekuat tenaga bagai melarikan diri


Bersama habisnya nafas debaran ini menyakitkan
Walau ku hitung deburan ombat, tak akan ada habisnya


Tetaplah summer kita berdua
Disinari cerahnya matahari
Perasaanku ini akan terus berlanjut
Apapun yang terjadi


Tetaplah summer lebih jauh
Menuju cakrawala ujung sana
Aku pun sendirian menapak langkah kaki
Tak mampu bilang suka, tetaplah summer


Pasir pantai putih bersih seperti perasaan jujur
Yang memaksaku tuk minta maaf, sayang yang terlalu dalam


Maafkan summer menyilaukan
Saat tatap wajahmu dari samping
Dalam hatiku ingin menyentuhmu lembut
Keisenganku saja


Maafkan summer cinta ini
Meskipun hanya teman terasa sedih
Hanya angin laut yang sejak dari dulu
Bertiup menujumu, maafkan summer

Gomen ne SUMMER - SKE48


Gomen ne SUMMER - SKE48

kimi wa bouhatei de
hiza wo kakaete
chikadzuita nami wo
kazoeteta
boku wa sono tonari de
jama suru you ni
wazato hanashi kaketara
kata wo butareta

massao na umi wa
itoshisa ni niteru yo
eien no sono imi wo
oshiete kureru mono

gomen ne, SUMMER
mabushii
sono yokogao wo
mitetara
HAATO ni sotto
fure taku natta
boku no itazura
gomen ne, SUMMER
kono koi
tomodachi na no ni
setsunai
shiokaze dake ga
zutto mae kara
kimi ni fuiteru
gomen ne, SUMMER

shiroi kamome-tachi ga
sora wo mawatte
hayaku kokureyo to
hayasu kedo
boku wa odoke nagara
SUNIIKAA wo nui de
fui ni nigedasu you ni
zenryoku de hashiru

hazunderu iki to
tokimeki ga kurushii
sazanami wo kazoete mo
dounimo kiri ga nai

kono mama SUMMER
futari ni
teritsukete iru
taiyou
omoi wa zutto
tsudzuku no darou
nani ga atte mo...

kono mama SUMMER
haruka na
suiheisen no kanata he
boku wa hitori de
ashiato tsukeru
suki to iezu ni
kono mama SUMMER

masshiro na suna wa
shoujiki na kimochi sa
do ga sugita itoshisa wo
ayamarou to omou

gomen ne, SUMMER
mabushii
sono yokogao wo
mitetara
HAATO ni sotto
fure taku natta
boku no itazura
gomen ne, SUMMER
kono koi
tomodachi na no ni
setsunai
shiokaze dake ga
zutto mae kara
kimi ni fuiteru
gomen ne, SUMMER

Sabtu, 08 Desember 2012

The Magnum :3 Perbincangan Kita [Part 4-CaGni]



The Magnum :3 Perbincangan Kita [Part 4-CaGni]

Setengah perjalanan sudah dilalui Agni dengan naik bis. Ia memutuskan turun dulu untuk makan. Pilihannya jatuh pada sebuah warung bakso. Agni hanya membawa sebuah tas ransel, jadi tidak terlalu berat.

Setelah duduk dan memesan makanannya, Agni langsung membuka twitternya. Banyak mention dari fansnya, dibalasnya satu persatu. Sampai ia membaca tweet teman-temannya.

Ifyalyssa: @azizahsivia @agthprissy @agniagniaza kalian udah sampai mana ?
Hari ini jam 09.00

azizahsivia: gue main dlu ke tawangmangu RT @ifyalyssa: @azizahsivia @agthprissy @agniagniaza kalian

agthprissy: IT'S TIME TO SHOPPING ! RT @azizahsivia: gue main dlu ke tawangmangu RT @ifyalyssa: @azizahsivia

agni pun membalasnya.

Agniagniaza: baru setengah perjalanan gue. RT @agthprissy: IT'S TIME TO SHOPPING ! RT @azizahsivia:

Agni segera menyimpan BB-nya karena waither sudah mendatangi mejanya dengann membawa pesanannya. Dengan segera, Agni memakannya. Perjalanannya masih jauh. Mungkin dia akan tidur dalam perjalanan pulang nanti.

Agni membayar makanannya di kasir. Dengan segera, ia mencegat bis jurusan Solo. Tampaknya semua bangku sudah diduduki. Ah, tidak tidak ! Masih ada satu bangku kosong disamping cowok putih, rambutnya seperti kebanyakan cowok di film anime dalam kata lain, Harajuku.

"Permisi ! Boleh gue duduk disini ?" tanya Agni pada cowok yg sedang asyik mendengarkan musik itu.

Cowok itu melepas headset yg menutupi telinganya, lalu tersenyum manis dan mengangguk meng'iya'kan.

"Makasih." Agni pun duduk disamping cowok itu.Cowok itu kembali sibuk dengan musiknya. Agni yg merasa dicuekin, kemudian mengambil komik one piece volume terbaru. Cowok itu melepas headsetnya lagi dan memandangi Agni.

"Loe suka baca komik?" tanyanya. Agni mengangguk.

"Kenapa ? Ada yg salah ?" Agni menaikkan satu alisnya.

"Cuma nggak biasa aja, cewek kok baca komik. Lo dari mana mau kemana ?" tanyanya lagi.

"Yee, emangnya kalau cewek nggak boleh baca komik gitu? Gue dari Jakarta mau ke Solo, kalo lo?"

"Yaa, kan nggak biasa aja gitu. Kita sama tujuan. Gue dari Bogor."Agni menaikkan sebelah alisnya.

"Dari Bogor ? Ngapain ?" tanya Agni.

"Loe nggak tau? Masashi Kisimoto semalam ke Bogor untuk membagikan tanda tangan di 100 komik Naruto volume terbaru." cowok itu merogoh tasnya dan mengeluarkan sebuah komik.

"Nih gue dapet tanda tangannya!" Serunya dengan bangga.Agni memandang dengan tatapan iri.

"Ah, gue juga mau ! Gue tadi cuma dapet tanda tangan Eiichiro Oda di komiknya ini !" Agni berkata dengan pura-pura kecewa, sambil menunjuk komik halaman paling depan.

"Ya ampun! Itu mah udah lebih dari cukup !"

"Iya sih. Hehe."

"Oh iya, kita belum kenalan! Nama gue Cakka. Cakka Kawekas Nuraga." kata cowok itu sembari menjulurkan tangannya.

"Gue Agni. Agni Tri Nubuwati. Salam kenal Cakka !" seru Agni memamerkan senyum manisnya dan menyambut uluran tangan Cakka.

"Ehm, by the way, loe nguntit gue ya?" tanya Cakka pede.

"Hahh? Gila! Kenal lo aja baru hari ini! Gimana nguntitnya coba?!" ucap Agni dengan emosi.

"Selaw, Ag. Gue kan cuma tanya. Itu lho, gue baru nyadar kalo kita pake baju kembar." jelasnya.

Agni langsung memperhatikan bajunya dan baju Cakka. Sama! Kaos hitam dengan gambar berbagai manga yang berdesak-desakan bertuliska Love Japan Love Anime. Kaos itu klop banget dipakai mereka berdua. Mungkin orang yang hanya sekedar lewat menganggap itu adalah kaos couple.

Agni masih bekum ‘ngeh’. Dipandanginya bajunya-baju Cakka, bajunya-baju Cakka, bajunya-baju Cakka. Sampai ia menyadarinya.

“Lah? Kok baju kita sama, Kka?” tanya Agni dengan wajah innocent. Cakka mendengus kesal.

“Dari tadi gue bilang kayak gitu, Agniiii!!!” gemas Cakka.

“Iyakah?”

“IYA!!”

“Hehe, maaf maaf.”

“Loe beli dimana tuh baju ?” tanya Cakka.

“Dari Fansub. Lo?”

“Sama! Lo juga suka anime?”


“Iya dong. Emangnya gue Cuma tau One Piece sama Naruto doang apa! Gue kan ngikutin anime yang ada di Jepang.”

“Kita sehati, ya? Atau mungkin kita jodoh yang udah ditakdirin buat bersatu ya, Ag?”

“Ya ampun! Ngarep banget sih lo! Gue tau, gue itu manis, imut, cantik. Tapi, kita baru kenal . Maaf gue nggak bisa.” narsis Agni.

“Narsis lo! Siapa juga yang nembak lo? Ada juga lo ngarep jadi cewek gue. Secara gue kan cakep, keren, cool, de el el, de es be.”

“Nggak deh. Nanti kasian fans gue yang di Jakarta. Mereka bakalan sedih nanti kalau tau gue dapet cowok kayak lo.“

“Sialan lo!” Cakka menoyor Agni. Agni meringis memegangi kepalanya yang ditoyor Cakka. Tak tinggal diam, Agni membalasnya. Alhasil, mereka toyor-toyoran -_-

***

Cakka dan Agni telah berhenti toyor-toyoran. Mereka berbincang mengenal satu sama lain. Dan dapat diambil kesimpulan, kalau mereka punya hobi dan kesukaan yang sama. Sama-sama suka anime. Sama-sama suka basket. Sama-sama suka game online. Sama-sama semuanya yang berbau Jepang.

“Kka, lo lagi ndengerin lagu apa sih? Gue ngerasa dikacangin deh.” tanya Agni, karena Cakka sibuk lagi dengan iPod-nya. Cakka melepas headsetnya.

“Maaf deh, manis. Mau ndengerin?” tawar Cakka. Agni mengangguk. Ia pun melepas headsetnya dan memasukkannya ke tas. Agni menaikkan alisnya.

“Kok malah dimasukin tas, Kka ?” tanya Agni.

“Nggak enak kalo pakai headset. Enakan pakai earphone,  kalau mau ndengerin berdua.” Jelas Cakka. Agni meng-o-kan mulutnya. Cakka memberikan sebelah earphone kepada Agni. Sedangkan sebelahnya lagi untuk Cakka.
Agni menerimanya dan memasangnya di telinga. Ia mendengarkan apa yang Cakka dengarkan. Tampaknya Cakka sudah asyik dengan lagu yang tengah di mainkan oleh iPod itu. Oath Sign-nya LiSA mengalun lembut ditelinga mereka.

“Lo juga suka LiSA, Kka ?” tanya Agni. Cakka memalingkan muka menghadap ke arah Agni.

“Iya. Gue suka semua Anisong –Anime Song-. Eh, Jpop juga suka deng. Ngomong-ngomong, lo kok tau ?”

“Kitakan sama-sama anime lovers, Kka !”

“Hahah,Iya iya. Tapi, ini lagu kesukaan gue. Lo paling suka lagu apa ?”

“Gue paling suka emm.. Gomen ne Summer-nya SKE48. Yang iklan Pocari Sweat itu, lho.”

“Gue juga suka yang itu!”

Mereka pun asyik lagi dengan perbincangan mereka. Langit sudah berwarna semakin gelap. Masih ada seberkas warna orange di langit. Tanpa Cakka sadari, Agni telah tidur di pundaknya.

Bus sebentar lagi sampai di komplek perumahan Cakka. Ia pun mengguncangkan bahu Agni agar Agni terbangun. Akhirnya, Agni pun bangun dengan tampang kusut.

“Ag, Gue udah mau turun nih. Loe gimana?” tanya Cakka. Agni melihat gapura kompleks tersebut yang di atasnya ada gambar Oreo.

Ini komplek gue kali, ya? Kan kata Ify, komplek kita di Komplek Oreo Vanilla. Ini Oreo, berarti ini komplek gue, pikir Agni.

“Gue juga turun disini.” Jawabnya. Cakka mengangguk. Mereka turun saat bis berhenti.

Cakka berjalan berdampingan dengan Agni. Jam menunjukkan pukul 17.00. Cakka berpaling menghadap Agni. Dilihatnya wajah kusut dan kebingungan Agni.

“Gue nggak tau kalau rumah loe di komplek oreo es krim juga!” kata Cakka.

“Hahh? Oreo Es Krim?” tanya Agni. Cakka mengangguk.

“Mampus! Rumah gue kan di komplek oreo vanilla!” seru Agni sambil menepuk jidatnya.

“Jadi rumah loe di oreo vanilla?” tanya Cakka. Agni mengangguk.

“Yaudah gue anter aja.” tawar Cakka.

“Nggak pa-pa? Emm, nggak ngrepotin gitu?”

“Iyalah. Tapi, ke rumah gue dulu ambil motor .”

“Oke .”

***

Cakka sudah mengambil motornya. Agni menunggu di depan rumah Cakka yang mewah. Ia pun naik di boncengan motor CBR Cakka dan menuju ke komplek oreo vanilla.

Sebelum sampai di rumah Agni, mereka melewati rumah Ify. Nampak rumah Ify ramai. Agni jadi tergugah untuk mampir dulu. Ia meminta Cakka untuk memberhentikan motornya di depan rumah Ify. Ify yang menyadari itu segera menghampiri Agni di depan rumahnya.

“Agni ! Lo udah nyampe ?” seru Ify. 

“Iyalah. Nih buktinya gue ada disini !” kata Agni.

“Kok lo lama banget sih, Ag ?” tanya Via.

“Nyasar. Hehehe ..”

“Wooo dasar! Dari dulu nggak pernah berubah!” kata Prissy saat Agni dan Ify masuk ke dalam.

“Ngomong-ngomong, Fy ! Kok rumah lo rame banget? Ada arisan, ya?” tanya Agni yang disambut toyoran dari Ify.

“Yee, ya nggak lah! Masuk aja. Oh iya, Lo sama sapa tuh? Pacar baru lo, Ag? Gila! Perasaan baru kemaren loe putus sama Riko!” cerocos Ify.

“Bukanlah. Kenalin ini Cakka. Kka, ayo masuk dulu !” kata Agni. Mereka pun masuk ke rumah Ify. Terlihat 3 cowok disana. Siapa lagi kalau bukan Rio, Alvin, dan Iel.

“Cakka. Lo ngapain disini ?” tanya Rio.

“Nih, nganter anak nyasar .” kata Cakka.

“Sialan.” dengus Agni.

“Kalian udah saling kenal, Yo?” tanya Ify.

“Yaudahlah .. Kita tuh satu geng di sekolah!” ujar Iel.

“Yang ditanya sapa, yang jawab sapa.” gumam Prissy.

“Suka-suka gue ! Kalo gue nggak ada, lo juga nggak bakal sampe rumah !” cibir Iel.

“Iye iye.“ jawab Prissy dengan malas.

“Ini kok bisa klop gini ? Ayo cerita cerita ! Udah ketinggalan banyak nih gue !” suruh Agni. Cakka mengangguk.

Mereka pun menceritakan kenapa bisa bertemu. Terkadang Ify menoyor Rio, karena ceritanya di lebih-lebihkan. Terkadang Sivia nimbrung saat Alvin bercerita. Terkadang Prissy dan Iel bertengkar karena beda pendapat. Dan terkadang Cakka dan Agni manggut-manggut saat teman-temannya menceritakan kisahnya.

Jam sudah menunjukkan pukul 18.00. D’Cadburry pamit pulang. Sedangkan D’Delfi memutuskan untuk pesta bantal di rumah Ify malam ini. Via, Prissy, dan Agni terlebih dulu menaruh tas mereka di rumah.

Sekedar info saja, rumah Ify dan Agni bersebelahan. Berhadapan dengan rumah Via dan Prissy. Walaupun capek, tak menurunkan semangat mereka untuk saling curhat.

***


 Ajeng Oktaviona Diliantami (on facebook)
@oktavionaajeng (on twitter)
@oktavionaajeng (on instagram)
Ajeng Okdil (on Goodreads)