Sabtu, 06 Oktober 2012

Hujan, Kita, dan Cinta



                Hujan. Hal yang paling aku sukai dan paling kubenci. Aku menengadahkan wajahku, membiarkan air membasuhnya. Aku kembali mengingatmu. Kita disatukan saat hujan. Kita juga dipisahkan saat hujan.

                Aku mencintaimu. Itulah yang kau katakan padaku kala itu. Aku tersenyum dan mengangguk. Aku juga mencintaimu, jawabku ketika kau bertanya bagaimana perasaanku padamu. Kau memelukku erat, seolah tak membiarkan aku pergi. Air hujan membasahi kita karena kau melemparkan payung yang kau bawa begitu saja. Kau menangis dan berkata bahwa kau tidak akan melepaskanku. Aku tersenyum dan menenggelamkan wajahku di dadamu.

                Ya, begitulah kau mengutarakan perasaanmu padamu. Dua tahun kebersamaan kita tidak pernah membuatku bosan sedikit pun denganmu. Aku semakin mencintaimu. Kita sering bertengkar dan kau yang selalu mengalah. Hanya karena kita berbeda pendapat, itu tidak berarti aku akan melepaskanmu. Maafkan aku, aku mencintaimu, katamu saat itu. Aku terenyuh. Kau benar-benar mengambil hatiku.

                Tapi, kemana kata-kata manismu yang dulu selalu buatku? Kemana dirimu yang selalu mencintaiku? Kemana janjimu yang mengatakan kau takkan meninggalkanku? Aku benci kamu. Setelah semua kata-kata romantis teruntai hanya untukku. Setelah cinta yang kau berikan padaku. Kau hanya meninggalkan janji yang tak mungkin akan kau tepati.

                Kau pergi. Aku sendiri. Kau tak pernah tahu bagaimana aku menangisimu setiap malam setiap mengingatmu. Kau tak pernah tahu ketika aku terisak saat melihat segala yang telah kau berikan padaku. Cinta. Kau memberikan semua itu padaku. Tapi buat apa aku mendapatkan cintamu saat aku tahu kau tak lagi di sampingku?

                Maafkan aku yang terlalu sering menyakitimu, aku harus pergi. Aku mencintaimu, Kau memelukku. Aku menangis dalam diam. Kau melepaskanku saat hari sedang hujan. Kau pergi tanpa pernah kembali lagi. Kau tak membalikkan badanmu dan melambaikan tanganmu. Kau hanya pergi dan meninggalkan aku sendiri.

                Tahukah kau? Bahwa aku masih terus menunggumu disini. Di tempat kau memilikiku sekaligus tempat kau melepaskanku? Tahukah kau? Bahwa aku masih berharap kau menungguku disini sambil berkata, “Aku kembali.” ?

                Kau tak pernah tahu dan tidak akan pernah tahu. Aku masih sangat mencintaiku. Tolong, kembalilah padaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar