Kamis, 11 Oktober 2012

#CalonCerbung #FF #JKT48 #AturanAntiCinta

Woho! Saya jadi pengen mbuat FF JKT48 nih :D boleh nggak yaaa... Nge-post-nya di blog aja. Nggak di note FB :3 habisnya kalau ngepost di FB nanti di demo suruh nglanjutin mulu -__-

Disini tokoh utama ceweknya Ve. Tokoh utama cowoknya Ryuu. Terus tokoh antagonisnya Cleopatra Djapri. Maaf bukannya mau bully (Saya suka Cleo kok, suer._.v), cuma kayaknya Cleo cocok aja dapet peran ini. Lagian Cleo kan pinter akting (dalam artian yang bagus) jadinya tokoh gimana aja cocok :3

***

"Kamu tahu kan? Aku cinta kamu, Ve. Kamu nggak perlu jadi Idol. Kamu tahu sendiri kan, dengan jadi idol kita nggak akan bisa pacaran? Kamu bakalan jauh dari aku.Fans-fans kelak pasti bakal marah kalau kamu deket-deket sama aku. Kita nggak bakalan bisa kayak dulu lagi, Ve..."

"Please, Ryuu. Aku juga cinta sama kamu. Tapi jadi idol itu impianku. Aku pengen raih impianku, Ryuu. Kalau emang kamu cinta sama aku, tunggu aku. Aku bakalan tetep sayang sama kamu sampai kapan pun. Itu pun kalau kamu mau nunggu aku."

"Aku bakalan nunggu kamu. Perasaanku nggak bakal berubah. Aku tetep sayang sama kamu apapun yang terjadi. Aku bakalan jadi fans nomor satumu, Ve."
"Thanks, Ryuu. Aishiteiruyo."

"Aishiteirumo, Ve."

"Lihatkan, Ve?! Ryuu lebih milih aku daripada kamu! Aku yang lebih cantik dari kamu! Aku yang lebih tenar daripada kamu! Dan aku sekarang nggak dilarang pacaran sama produserku! Hahaha.Makanya, Ve, mending kamu keluar aja dari JKT48."

"Ini nggak seperti yang kamu pikir, Ve. Aku cuma cinta sama kamu. Aku nggak pernah suka sama si Cleo itu. Please, Ve. Percaya sama aku."

"Maaf udah buat kamu nunggu. Sekarang kamu boleh ninggalin aku."

"Apakah benar Cleo ex-JKT48 sedang berhubungan dengan Yasushi Ryuu? Keponakan dari Yashusi Akimoto?Ataukah hanya gosip belaka. Mari kita wawancarai Cleopatra Djapri."

"Aku udah nglepas kamu, Ryuu. Kamu sekarang bebas."

"Kenapa lagi, Ve? Gara-gara Ryuu-baka itu lagi ya? Kamu tahu kan kalau kamu selalu bisa cerita apapun padaku, Ve. Jangan gini, fansmu pasti bakalan sedih liat kamu kayak gini."

"Kita akan tetep ada buat Ve! Apapun yang terjadi!"

"Jangan lepas aku, Ve."

"Apakah benar Jessica Veranda akan graduate dari JKT48 karena ketahuan sedang dekat dengan seorang pria? Ve sendiri tidak mau diwawancarai perihal masalah graduate-nya ini."

"AKU CINTA KAMU, VEEEE!! JANGAN TINGGALIN AKU!!"

***

Janjan! abstrak banget ya xD Alay banget lagi ;_; Pasti ceritanya udah bisa ketebak, ya? Auh, saya nggak bisa main rahasia-rahasiaan nih -__- Maaf ya kalau ceritanya alay banget >w< Semoga ada yang baca ._.

Sabtu, 06 Oktober 2012

Hujan, Kita, dan Cinta



                Hujan. Hal yang paling aku sukai dan paling kubenci. Aku menengadahkan wajahku, membiarkan air membasuhnya. Aku kembali mengingatmu. Kita disatukan saat hujan. Kita juga dipisahkan saat hujan.

                Aku mencintaimu. Itulah yang kau katakan padaku kala itu. Aku tersenyum dan mengangguk. Aku juga mencintaimu, jawabku ketika kau bertanya bagaimana perasaanku padamu. Kau memelukku erat, seolah tak membiarkan aku pergi. Air hujan membasahi kita karena kau melemparkan payung yang kau bawa begitu saja. Kau menangis dan berkata bahwa kau tidak akan melepaskanku. Aku tersenyum dan menenggelamkan wajahku di dadamu.

                Ya, begitulah kau mengutarakan perasaanmu padamu. Dua tahun kebersamaan kita tidak pernah membuatku bosan sedikit pun denganmu. Aku semakin mencintaimu. Kita sering bertengkar dan kau yang selalu mengalah. Hanya karena kita berbeda pendapat, itu tidak berarti aku akan melepaskanmu. Maafkan aku, aku mencintaimu, katamu saat itu. Aku terenyuh. Kau benar-benar mengambil hatiku.

                Tapi, kemana kata-kata manismu yang dulu selalu buatku? Kemana dirimu yang selalu mencintaiku? Kemana janjimu yang mengatakan kau takkan meninggalkanku? Aku benci kamu. Setelah semua kata-kata romantis teruntai hanya untukku. Setelah cinta yang kau berikan padaku. Kau hanya meninggalkan janji yang tak mungkin akan kau tepati.

                Kau pergi. Aku sendiri. Kau tak pernah tahu bagaimana aku menangisimu setiap malam setiap mengingatmu. Kau tak pernah tahu ketika aku terisak saat melihat segala yang telah kau berikan padaku. Cinta. Kau memberikan semua itu padaku. Tapi buat apa aku mendapatkan cintamu saat aku tahu kau tak lagi di sampingku?

                Maafkan aku yang terlalu sering menyakitimu, aku harus pergi. Aku mencintaimu, Kau memelukku. Aku menangis dalam diam. Kau melepaskanku saat hari sedang hujan. Kau pergi tanpa pernah kembali lagi. Kau tak membalikkan badanmu dan melambaikan tanganmu. Kau hanya pergi dan meninggalkan aku sendiri.

                Tahukah kau? Bahwa aku masih terus menunggumu disini. Di tempat kau memilikiku sekaligus tempat kau melepaskanku? Tahukah kau? Bahwa aku masih berharap kau menungguku disini sambil berkata, “Aku kembali.” ?

                Kau tak pernah tahu dan tidak akan pernah tahu. Aku masih sangat mencintaiku. Tolong, kembalilah padaku.

Rabu, 03 Oktober 2012

SCANDAL - Secret Base ~Kimi Ga Kureta Mono~ + Translate Indo

Kimi to natsu no owari
Shourai no yume
Ookina kibou wasurenai
Juunen-go no hachigatsu
Mata deaeru no wo shinjite
Saikou no omoide wo...

Deai wa futto shita shunkan
Kaerimichi no kousaten de
Koe wo kakete kureta ne "Issho
ni kaerou"

Boku wa terekusasasou ni
Kaban de kao wo kakushinagara
Hontou wa totemo totemo
ureshikatta yo

Aa, hanabi ga yozora kirei ni
saite
Chotto setsunaku
Aa, kaze ga jikan to tomo ni
nagareru
Ureshikutte, tanoshikutte
Bouken mo iroiro shita ne
Futari no himitsu no kichi no
naka

Kimi to natsu no owari
Shourai no yume
Ooki na kibou wasurenai
Juunen-go no hachigatsu
Mata deaeru no wo shinjite

Kimi ga saigo made kokoro kara
"Arigatou" sakende ita koto
shitte ita yo
Namida wo koraete, egao de
sayounara
Setsunai yo ne
Saikou no omoide wo...

Aa, natsuyasumi mo ato sukoshi
de
Owacchau kara
Aa, taiyou to tsuki nakayoku
shite
Kanshikutte, sabishikutte
Kenka mo iroiro shita ne
Futari no himitsu no kichi no
naka

Kimi ga saigo made kokoro kara
"Arigatou" sakende ita koto
shitte ita yo
Namida wo koraete, egao de
sayounara
Setsunai yo ne
Saikou no omoide wo...

Totsuzen no tenkou de dou
shiyou mo naku
Tegami kaku yo, denwa mo suru
yo
Wasurenaide ne, boku no koto
wo
Itsu made mo futari no kichi no
naka

Kimi to natsu no owari zutto
hanashite
Yuuhi wo mite kara hoshi wo
nagame
Kimi no hoho wo nagareta
namida wa
Zutto wasurenai

Kimi ga saigo made ookiku te
wo futte
Kureta koto kitto wasurenai
Dakara koushite yume no naka
de zutto eien ni...

Kimi to natsu no owari
Shourai no yume
Ooki na kibou wasurenai
Juunen-go no hachigatsu
Mata deaeru no wo shinjite

Kimi ga saigo made kokoro kara
"Arigatou" sakende ita koto
shitte ita yo
Namida wo koraete, egao de
sayounara
Setsunai yo ne
Saikou no omoide wo...

Saikou no omoide wo...

Markas Rahasia ~Apa yang Telah Kau Berikan Padaku~

Kau dan akhir musim panas, mimpi masa depan
Harapan-harapan-harapan besar, aku tak akan melupakannya
Percaya kita akan bertemu lagi
Di bulan Agustus, 10 tahun kemudian
Kenangan terindah

Pertemuan kita adalah satu saat
Dalam perjalanan pulang di persimpangan
Kau berbicara padaku
"Mari berjalan bersama."
Aku menyembunyikan wajahku dengan tasku
Tapi sungguh, aku sangat, sangat bahagia

Kembang api merekah di langit malam dengan indah
Ini sedikit menyedihkan
Angin bertiup bersamaan dengan waktu
Menjadi bahagia, bersenang-senang
Kita juga banyak berpetualang
Di dalam markas rahasia kita

Kau dan akhir musim panas, mimpi masa depan
Harapan-harapan-harapan besar, aku tak akan melupakannya
Percaya kita akan bertemu lagi
Di bulan Agustus, 10 tahun kemudian

Dari dalam hatimu, hingga saat nanti
Aku tahu kau meneriakkan kata "Terima kasih"
Menahan air mata, senyuman perpisahan
Ini menyedihkan
Kenangan terindah

Liburan musim panas hampir berakhir
Jadi, aku harap matahari dan bulan dapat berteman
Menjadi sedih dan kesepian
Kita sering bertengkar di dalam markas rahasia kita

Dari dalam hatimu, hingga saat nanti
Aku tahu kau meneriakkan kata "Terima kasih"
Menahan air mata, senyuman perpisahan
Ini menyedihkan
Kenangan terindah

Aku tidak bisa berbuat apa-apa
Tentang pindah sekolah secara tiba-tiba
Aku akan menulis surat, aku akan menghubungimu
Jadi jangan lupakan aku
Di dalam markas rahasia kita

Aku berbicara padamu di penghujung musim panas
Melihat matahari terbenam dan menatap bintang-bintang
Aku tidak akan pernah lupa air mata yang bergulir di pipimu
Aku tidak akan pernah melupakanmu
Melambaikan tanganmu hingga saat nanti
Selamanya, seperti ini, di dalam mimpi kita

Kau dan akhir musim panas, mimpi masa depan
Harapan-harapan-harapan besar, aku tak akan melupakannya
Percaya kita akan bertemu lagi
Di bulan Agustus, 10 tahun kemudian

Dari dalam hatimu, hingga saat nanti
Aku tahu kau meneriakkan kata "Terima kasih"
Menahan air mata, senyuman perpisahan
Ini menyedihkan
Kenangan terindah

Kenangan terindah...

Selasa, 02 Oktober 2012

AKB48 - Oogoe Daiyamondo

hashiridasu basu oikakete  
boku wa kimi ni tsutaetakatta  
kokoro no moyamoya ga kiete 
daisetsu na mono ga mietanda
 

konna kantan na 
kotae ga deteru no ni 
nani tameratte miokutta no darou?  
boku ga boku de aru tame ni  
shoudou ni sunao ni narou
 

daisuki da kimi ga daisuki da  
boku wa zenryoku de hashiru  
daisuki da zutto daisuki da 
koe no kagiri sakebou  
daisuki da kimi ga daisuki da 
iki ga kurushiku naru yo  
shimatte okenai oogoe daiyamondo
 

ushinau mono ni kitzuita toki 
ite mo tatte mo irarenakatta 
ima sugu boku ni dekiru no wa  
kono omoi kotoba ni suru koto
 

nazeka sakki kara sora wo miteru 
dake de hitomi ga uruuru afurete tomaranai 
boku tachi ga sumu kono sekai wa 
dareka e no ai de michiteru
 

zettai ni kimi wo zettaini 
nidoto hanashi wa shinai  
zettai ni chikau zettai ni 
yaito meguri aetanda  

zettai ni kimi wo zettai ni  
shiawase ni shite miseru 
kiite hoshiinda  
oogoe daiyamondo
 

ujiuji shite tatte nani mo 
hajimaranai yo  
kanjou hakidashite 
 ima sugu sunao ni nare 
 koe ni daseba  
hikari kagayaku
 

daisuki da kimi ga daisuki da  
boku wa zenryoku de hashiru  
daisuki da zutto daisuki da 
koe no kagiri sakebou  

daisuki da kimi ga daisuki da  
boku no itoshisa yo todoke 
daisuki da zutto daisuki da  
kaze no naka de sakebou  
daisuki da kimi ga daisuki da 
iki ga kurushiku naru yo  
shiimatte okenai  
oogoe daiyamondo
 

yuuki wo dashite iou yo  
damatte icha sono mama sa  
hazukashiku nantenainda  
sukitte kotoba wa saikou sa  
sukitte kotoba wa saikou sa 
sukitte kotoba wa saikou sa
 

kanjou hakidashite 
ima sugu sunao ni nare

[ From: http://www.metrolyrics.com/ogoe-diamond-lyrics-akb48.html ]

AKB48 - River

Mae e susume! (Got it!)  
Tachidomaru na! (Got it!) 
Mezasu wa hi ga noboru basho  
Kibou no michi wo aruke!
 

Yukute habamu river! River! River!  
Yokotawaru river! 
Unmei no river! River! River! 
Tamesareru river!
 
Mayoi wa suterun da!  

Konjou wo misero yo!  
Tamerau na! 
Ima sugu Ippo fumidase yo! 
Believe yourself!
 

Mae e mae e!  
Massugu susume!  
Kawa wo watare!! 
Ho! Ho! Ho! Ho!
 

Itsu datte yume wa  
Tooku ni mieru 
 Todokanai kurai kyori kanjiru  
Ashimoto no ishi wo  
Hitotsu hirotte  
Gamushara ni natte 
Nagete miro!
 

Kimi no me no mae ni  
Kawa ga nagareru  
Hiroku ookina kawa da  
Kuraku fukakute mo  
Nagare hayakute mo  

Obienakute ii 
Hanarete ite mo 
Souda mukougishi wa aru 
Motto jibun wo shinjiro yo
 

Yami no naka wo Hitasura oyoge!  
Furikaeru na! Ho! Ho! Ho! Ho!
 

Te nobaseba soko ni  
Mirai wa aru yo 
Todokanai mono to akiramenaide!  
Houri nageta ishi wa  
Yume wo kanaete 
Ochiru oto nanka kikoenai
 

Kimi no kokoro ni mo  
Kawa ga nagareru  
Tsurai shiren no kawa da 
Umaku ikanakute mo  
Toki ni oborete mo  
Kurikaeseba ii  
Akirameru na yo  
Soko ni kishi wa arun da 
Itsuka tadori tsukeru darou
 

Get over it! River!
 

Ah-ah-ah-ah-  
Jibun ni iiwake surun ja nee!  
Ah-ah-ah-ah-  
Yatte mi nakerya wakannee!  
Ah-ah-ah-ah-  
Massugu susumu shika nee!
 

Zutto zutto zutto  
Aruki tsuzukero  
Kimeta michi wo!
Kimi no me no mae ni  

Kawa ga nagareru  
Hiroku ookina kawa da  
Kuraku fukakute mo  
Nagare hayakute mo  
Obienakute ii 
Hanarete ite mo  
Souda mukougishi wa aru  
Motto jibun wo shinjiro yo
 

Kimi no kokoro ni mo 
Kawa ga nagareru  
Ase to namida no kawa da!  
Shippai shite shimatte mo  
Nagasarete shimatte mo  
Yarinaoseba ii  
Yowane haku na yo  
Yume ni shigamitsukun da  
Negai kanau hi ga kuru made
Kawa wo watare!  

You can do it!
[ From: http://www.metrolyrics.com/river-lyrics-akb48.html ]

Senin, 01 Oktober 2012

My first and Last Love [Cerpen - AlVia]



My first and Last Love :*

Kisahku bukanlah kisah Harry Potter yang menggunakan sihir dan mantra untuk mendapatkan segalanya. Kisahku juga tak seperti kisah Narnia yang menggunakan lemari untuk memulai petualangannya. Kisah cintaku juga bukan seperti kisah Dream High yang memikat pasangan dengan suara menawan dan tariannya #apadeh. Tapi, kisahku seperti kisah Aladdin yang melakukan segalanya untuk orang yang dicintainya. Aku mencintaimu dengan apapun kekuranganmu. Walaupun aku tahu, kalau aku tak mungkin bersamamu. Kau telah meninggalkanku.

***

Kamu yang telah mengubahku menjadi lebih baik. Kamu yang telah menghiasi hari-hariku dan membuat hidupku lebih berwarna. Kamu juga yang telah mengajariku betapa berartinya hidup ini. Ah, aku memikirkanmu lagi. Tapi, aku memang benar-benar tidak bisa melupakanmu. Aku sangat mencintaimu dan kaulah cinta terakhirku. Andai saja waktu bisa diputar, aku rela menggantikan posisimu denganku. Aku hanya bisa berharap kau selalu disampingku dan menemaniku. Ya, aku hanya bisa berharap, karena itu tak mungkin terjadi. Kau telah meninggalkanku.

***

“Alvin !! Ayo cepat ! Oma Lani sedang kritis ! kita harus cepat kesana !” panggil orang tuaku yang sedari tadi menungguku di dalam mobil. Sebenarnya, aku tidak terlalu peduli dengan keadaan oma, toh, cepat atau lambat dia juga akan ‘pergi’. Aku tahu, kalian pasti berpikir aku ini adalah seorang yang egois, tapi, aku memang tak bisa menyangkalnya. Aku memang orang yang seperti itu. Egois dan tak peduli pada sekitarku, bahkan keluargaku.

“Iya, ma. Sebentar, aku kesana !” kataku santai sambil menruruni tangga dan menuju ke mobil.

“Kamu itu nggak bisa cepat ya ?! Oma Lani itu sedang kritis, Alvin !” omel mama.

“Emang nggak bisa. Lagian salah mama juga, mengapa mengajakku !” elakku. Apa pedulinya mama padaku ? Aku sudah seperti anak buangan.

“ALVIN !!” bentak papaku. Aku hanya tersenyum masam.

“Iya, Iya. Kstanya oma kritis, ayo cepat berangkat. Nanti keburu dipanggil loh !” kataku.

“ALVIN ! sekali lagi kamu bilang kayak gitu, papa akan tarik semua fasilitasmu !” papa emang orang yang emosional. Bentar, bentar .. dia bilang akan tarik fasilitas ? memangnya papa beri fasilitas apa ke aku ? hanya omongan belaka. Cihh ..

“Iya .. Iya ..”aku malas berdebat dengannya. Akhirnya kami melaju menuju Rumah Sakit. Membosankan.

Rumah Sakit. R-u-m-a-h s-a-k-i-t begitu mudah dieja, tapi tak bisa kubayangkan orang yang hidup disini. Menjijikkan. Daripada aku harus ikut orang tuaku, lebih baik aku pergi ke taman. Lumayanlah, cari udara. Haha ..

Saat aku ke taman, aku melihatmu tengah memandang lurus dari bangku putih yang menghadap langsung ke danau. Kau sedang memperhatikan dua ekor angsa yang tengah dimabuk asmara. Aku pun menghampirimu.

***

Ah, siluet-siluet itu muncul lagi. Pertama kali aku melihatmu, kau adalah gadis yang lemah. Rambut panjangmu terlihat tipis, mungki karena penyakitmu. Tapi, apa daya saat itu aku tak peduli. Kaulah yang pertama mengajariku betapa berharganya hidup ini. Andai kau tahu, aku sangat merindukanmu. Namamu sangat cantik dan manis, sama sepertimu. Namamu adalah ..

***

“Mengapa kamu ada disana ? bukankah seharusnya kamu beradadi kamarmu dan berbaring disana.” Kataku tiba-tiba. Mungkin aku membuatmu –seditkit- kaget.

“Bosan. Aku bosan harus berada disana terus.” Jawabmu dingin tanpa menoleh ke arahku.

“Bukankah kalau seperti ini banyak orang yang akan memperdulikan dan memperhatikanmu ? dan dimanjakan layaknya anak kecil yang belum lulus TK ?” tanyaku. Aku duduk disampingnya. Di bangku putih yang menghadap ke danau.

“Aku hanya hidup berdua dengan kakakku, Iel. Orang tuaku meninggal 2 tahun lalu, karena kecelakaan.” Ujarmu sambil menunduk. Aku bisa melihat, saat itu matamu mengeluarkan butiran-butiran bening.

“Maaf ..” lirihku. Kau hanya tersenyum.

“Tak masalah. Bolehkah aku bercerita lebih banyak kepadamu ?” tanyamu. Aku mengangguk pelan.

“Silahkan saja. Aku juga sedang bosan. Aku janji akan mendengarkan. Tapi, aku tidak janji dapat memberi nasihat.” Kataku.

“Hahah .. iya. Yang penting kamu mau mendengarkan ceritaku. Itu saja sudah cukup bagiku.” Ucapmu sembari tertawa renyah.

“Jika aku dapat memilih, aku akan memilih tidak dilahirkan di dunia ini daripada aku harus menderita karena penyakit ini. Tetapi, Tuhan telah memberikanku napas untuk hidup di dunia ini. Jadi, aku akan berusaha untuk dapat hidup bahagia dan membahagiakan orang-orang di sekitarku. Hidup Cuma satu kali bukan ?” katamu panjang lebar. Kata-katamu itu membuatku tercengang. Kata-katamu sangat berbeda dengan kehidupan yang kujalani, bahkan mungkin berlawanan.

“Ya, kamu benar. Sepertinya, itu pencerahan untukku. Atau mungkin kau menyindirku ? hahah ..” candaku. Kamu hanya memamerkan seulas senyum indah dari kedua sudut bibirmu. Senyum yang sangat manis.

“Hahah .. kamu kira aku ceramah ? boleh nggak aku meminta sesuatu dari kamu. Aku tahu kita baru kenal, tapi aku juga tahu dan yakin kalau kamu itu orang yang baik. Boleh ya ? please ..” pintamu sedikit memelas. Aku jadi tak tega.

“Kamu mau minta apa dari aku ? Bilang saja.” Kataku. Kamu menyunggingkan senyumanmu lagi.

“Aku mau minta waktumu setiap hari. Umm .. keberatankah jika aku memintamu untuk menemaniku selama aku ‘disini’ ?” pintamu –lagi-.

“Tentu. Kalau kamu memang menginginkan kehadiranku. Hahah ..” kata-kata itu langsung saja keluar dari mulutku. Jujur saja, belum pernah ada seorang pun yang menginginkan kehadiranku. Bahkan orang tuaku pun tidak menginginkanku untuk lahir di dunia ini. Ah, sudahlah. Aku tak peduli dengan mereka. Aku hanya peduli denganmu. Bersamamu aku merasakan perasaan yang emm .. berbeda !

“Makasih ..” ujarmu. Aku menggelengkan kepalaku pelan.

“Tidak. Aku yang harusnya berterima kasih. Terima kasih karena kamu telah mempercayaiku.” Kamu langsung memamerkan –lagi- lesung bibirmu.

“O, iya. Namamu siapa ?” tanyamu.

“Aku Alvin. Alvin Jonatha Sindunata. Kamu ?” aku balik bertanya.

“Namaku ..

***

SIVIA AZIZAH. Ya, itulah namamu. Nama yang sangat manis, sama sepertimu. Kaulah orang pertama yang mempercayaiku. Bahkan orang tuaku yang sudah mengenalku selama 19 tahun –atau mungkin sekedar tau namaku saja- tidak pernah mempercayaiku.

Satu hal yang aku bingungkan dengan perkataanmu dulu. Saat kau berkata ‘selama aku ‘disini’’ apa yang kau maksud dengan ‘disini’ ? rumah sakit kah ? atau dunia yang kau maksud ? entahlah .. yang penting sejak pertemuan kita yang pertama itu, aku jadi sering ke rumah sakit, hanya untuk mengunjungimu. Just for you. Baru aku tahu, saat pertemuan kita yang kesekian kalinya bahwa kau sangat menyukai mawar biru. Mawar langka yang memenuhi taman belakang rumahku. Kini, aku tahu, kau sangat menyukai bunga itu karena ..

***

“Kamu tahu nggak, Vin ?” tanyamu. Saat kita tengah berdua di bangku putih, tempat kita bertemu pertama kali.

“Jujur ya, Vi. Sebenarnya, aku itu nggak tahu. Tapi, berhubung kamu belum ngomong. Jadinya, kamu ngomong dulu aja deh ?” kataku saat itu.

“Iihh .. Alvin, aku kan belum ngomong !” kesalmu. Kamu melipatkan tanganmu di dada dan menggelembungkan pipimu.

“Hahah .. Iya, iya. Jangan marah dong. Nanti cantiknya hilang lho.” Godaku. Aku tahu saat itu pipimu memerah. Hahah ..

“Alvin apaan sih ? aku nggak marah kok !” elakmu.

“Iyadeh. Kamu tadi mau cerita apa ?” tanyaku.

“Aku suka banget sama bunga itu !” serumu sambil menunjuk setangkai bunga disamping danau. Ya, hanya setangkai.

“Kenapa ? bukankah bunga itu hanya sendiri ?” tanyaku penasaran. Bunga yang kau tunjuk saat itu adalah setangkai mawar biru. Kau mengangguk.

“Ya, dia memang sendiri. Aku menyukai bunga itu karena ..

***

KARENA, blue rose itu dapat berdiri sendiri tanpa bantuan yang lain. Tapi, seiring berjalannya waktu, akan banyak tumbuhan yang hidup disekelilingnya. Umm .. keinginanmu itu kini menjadi keinginanku. Aku memang sudah bisa berdiri sendiri, tapi belum ada yang tumbuh didekatku.

Baru aku tahu saat itu, ternyata penyakit yang kau derita itu bukan penyakit biasa. Aku tak menyangka gadis sepertimu dapat mengidap penyakit seperti itu. Itu bukan salahmu, tapi salah orang lain yang telah mendonorkan darahnya padamu. Ya, kau mengatakan kepadaku bahwa kau mengidap penyakit ..

***

“Via, boleh aku tanya sesuatu ? Tapi, maaf sebelumnya, jika aku menyinggungmu.” Ucapku memulai pembicaraan.

“Katakan saja Alvin, bukankah seperti itu biasanya ?” jawabmu.

“Umm .. sebenarnya penyakit apa yang ada dalam tubuhmu itu, Vi ?” tanyaku hati-hati, takut menyinggung perasaanmu. Aku mengetahui saat itu kau sangat kaget mendengar pertanyaanku.

“Kalo nggak dijawab nggak pa-pa kok.” Kataku.

“Penyakit ini berdiam ditubuhku sejak aku umur 15 tahun. Sekarang aku umur 18 tahun, umm .. berarti sudah 3 tahun aku mengidap penyakit ini ya ? sial !” gerutumu. “Penyakit ini muncul saat aku kecelakaan mobil.”

“Lah ? apa hubungannya, Vi ?” tanyaku watados.

“Umm .. saat itu aku kekurangan darah dan persediaan di rumah sakit habis. Karena saat itu aku sedang kritis, maka orang tua dan kakakku mati-matian mencarikan pendonor darah yang golongannya sama denganku. Setelah menemukan pendonor yang cocok, Dokter berusaha mengingatkan keluargaku untuk mengecek darahnya dulu, tapi keluargaku bersikeras untuk segera menyembuhkanku. Dokter itu tak bisa menolak. Huuh ..” jedamu.

“Ternyata pendonor itu mengidap suatu penyakit. Yang membuatku sakit seperti ini.” jelasmu.

“Jadi, pendonor itu mengidap penyakit apa ?” tanyaku tak sabaran.

“pendonor itu mengidap penyakit ..

***

HIV. Deg ! Sakit rasanya mendengarmu menderita penyakit seperti itu. Aku tak menyangka kau dapat bertahan selama 3 tahun. Kau adalah seorang gadis yang hebat, sangat sangat hebat malah ! Aku tak bisa bayangkan, jika aku berada diposisimu. Tapi, aku mau menggantikan posisimu. Karena aku mencintaimu.

Tapi, mengapa kau pergi tinggalkanku ? Saat aku ingin mengutarakan perasaanku padamu ? Tahukah kau ? aku tak dapat menahan semuanya. Tak kusangka ternyata kau ..

***

“Hari ini ku akan menyatakan cinta. Nyatakan cinta .. Aku tak mau menunggu terlalu lama. Terlalu lama ..” aku bersenandung ria saat hendak menuju kamar tempatmu dirawat. Tapi, aku heran, kenapa kamarmu kosong ?

“Maaf sus, saya mau tanya.” Ujarku pada seorang suster yang lewat.

“Iya. Silahkan” kata suster itu.

“Pasien yang menempati kamar ini dipindahkan kemana ya ? kok kamarnya kosong.” Tanyaku.

“Maaf, mas. Pasien di kamar itu meninggal kemarin sore dan tadi pagi jenazahnya sudah diambil oleh keluarganya untuk dimakamkan.” Jawabnya.

“Makasih, sus.” Lirihku.

“Yang tabah ya, mas.” Ucapnya lalu meninggalkanku.

“Via .. Kamu telah pergi ?” lirihku. Tak kuasa aku membendung air mataku.

***

Kenapa kamu meninggalkanku, Vi ? Aku tak sanggup hidup tanpamu ! kau adalah motivatorku untuk bertahan hidup di dunia ini ! tahukah kamu ? semenjak kepergianmu itu, aku terus-menerus dipaksa orang tuaku untuk mencintai seorang gadis bernama Shilla yang tak pernah aku kenali ! Mana mungkin aku dapat mencintainya ! Kamu jahat, Vi ! Aku nggak nyangka kamu bakal pergi secepat ini !

***

“Alvin, pokoknya kamu harus mau terima perjodohan dengan nak Shilla ! Mama nggak mau tau !” paksa mama.

“Aku bilang nggak ya enggak, Ma ! Bagaimana bisa aku menikahi seorang gadis yang bahkan tidak kukenal ! Mama tau ? Mama itu ‘sok’ peduli sama aku ! Waktu kayak gini aja, mama selalu paksa aku ! Perhatiin aku ! Tapi, kemana mama sama papa selama 19 tahun. Tahu apa yang kusukai saja tidak ! mama itu Cuma sebatas mengetahui namaku ! Tak lebih ! Jangan pernah berharap aku akan menikahinya !” emosiku saat itu sudah tak bisa tertahankan.

“Lalu kamu ingin menikah dengan siapa ? dengan wanita penyakitan yang kini sudah tidak ada itu ?” cibir Shilla dengan gaya angkuhnya.

“Jaga kata-katamu itu ! Jangan pernah berkata seperti itu pada Via !! Ya, aku mencintainya. Lagi pula menurutku, dia JAUH lebih baik daripada kamu ! Terus mau apa kamu dengan kenyataan itu ?” kataku tak terima Via dikatai seperti itu.

“Ck .. jelas-jelas dilihat dari manapun aku ‘lebih’ daripada dia !” katanya. Ahh .. DAMN !! Terserah dia mau berkata apa ?!

“Aku nggak bakal rubah keputusanku itu !” kataku pada akhirnya. Aku berlari keluar rumah.

***

Kau tahu, Via ? sampai sekarang aku belum kembali ke rumah itu lagi. Aku tak akan bisa berhenti mencintaimu. O, iya ! hampir lupa. Apakah kau juga tahu ? Sebentar lagi aku akan menyusulmu.

Aku yang saat ini berada di gedung bertingkat, menjatuhkan diri. Via, tunggulah aku ‘disana’. Aku akan segera menemanimu. Kau tak akan kesepian disana. I LOVE YOU, VIA !

THE END

Song for Ify [Cerpen - RiFy]


Song for Ify

Hari  ini adalah hari pertamaku masuk dengan menggunakan seragam abu-abu. Aku sudah SMA. Senangnya. Hari ini juga hari pertama MOS dimulai. Ya, seperti inilah aku sekarang. Rambut di kucir 2 dengan pita merah putih, kaos kaki berbeda warna. Kanan merah, kiri putih. Juga tali sepatu yang sewarna dengan kaos kakinya. Aku heran, apakah kakak-kakak OSIS disini begitu cinta Indonesia, ya ? Kuharap sih, begitu. Karena dandanan MOS-ku ini tak terlalu seperti ‘orang gila’. Tak lupa kupakai papan nama yang terbuat dari kardus dengan diikat dengan tali rafia bertuliskan ‘IFY’. Namaku sendiri itu. Tak seperti di SMA lain, yang menggunakan nama binatang. Alangkah baiknya kakak-kakak kelasku itu.

Aku yang sedari tadi berdiri, mulai melangkahkan kakiku untuk masuk ke dalam SMA baruku itu.

BRUKK !!

Baru beberapa langkah aku berjalan, ada yang menabrakku dari belakang. Aku pun tersungkur. Kulihat siapa yang menabrakku. Seorang lelaki berkulit putih dengan gaya rambut harajuku. Dia tampaknya juga murid baru, karena penampilannya –hampir- sama denganku.

“Eh, maaf . maaf . Gue nggak sengaja . Nggak liat jalan gue . Ayo gue bantu berdiri !” tawarnya sembari mengulurkan tangannya ke arahku. Aku pun menyambut uluran tangan itu.

“Nggak apa-apa kok . Makasih .” Aku membersihkan bagian belakang rokku yang –sedikit- kotor.

“O iya, kenalin gue Cakka . Loe pasti Ify, kan ?” tebaknya. Aku menaikkan satu alisku.

“Kok loe tau ?” tanyaku.

“Ck .. Nggak sadar kalau pakai papan nama, neng ?” cibinya. Ah .. Iya. Aku lupa.

“Heheheh .. Iya, namaku Ify . Salam kenal ya, Cakka . Semoga kita bisa jadi teman baik .” kataku. Cakka tersenyum

“Iya . Yaudah, ke halaman yuk !” Aku pun mengangguk dan mengikutinya ke halaman. Tempat berkumpulnya para siswa baru.

***

Kakak-kakak OSIS telah selesai memperkenalkan dirinya. Ketosnya kalau tidak salah namanya .. Mario Stevano Aditya Haling. Terus kata Cakka, waketosnya itu Agni Tri Nubuwati.

“Heii ! Ngapain loe liatin Kak Rio mulu ? Naksir, ya ?” tebak Cakka.

Umm .. Kuakui sih, Kak Rio itu manis banget. Tapi, aku nggak mau terang-terangan kayak cewek lain yang teriak-teriak, “Kak Rio, I Love You !” atau mungkin, “Huaa .. Kak Rio manis banget !” Terus ada juga yang bikin aku cengo, “Kak Rio, I’m your secret admirer !” Oke, yang barusan itu gila. Kalau ngomong, namanya bukan secret admirer lagi. Udah nggak rahasia woyy ! #ganyante. Ah .. Sebodo banget sama fansnya. –Jadi intinya?- Iya . Iya ! Aku ngaku, aku suka sama Kak Rio ! Iya, pada pandangan pertama ! Udah, kan ? Aku jujur, kan ? Iya, kan ? Iya dong. Hahah ..

“Fy ! Daritadi dipanggil nggak nyaut ! Malah ngelamun lagi . Ngelamunin Kak Rio, ya ?” goda Cakka.

“Eh, loe ngomong apa, Kka ?” tanyaku dengan muka polos (re: SANGAT POLOS). Cakka menepuk jidatnya.

“Ya ampun, Fy ! Loe apa banget, sih ! Loe-suka-sama-kak-rio-ya ?” tanya Cakka dengan penekanan di setiap katanya.

“Ng-nggak kok . Loe itu yang suka sama Kak Agni . Daritadi liatin Kak Agni terus .” tuduhku.

“Dia mantan gue . Gue bego banget, kenapa dulu gue nyelingkuhin dia sama si Shilla ? Gue masih sayang sama dia . Sayang banget ..” akunya. Aku tertegun. Ternyata Cakka dulu adalah cowok playboy.

“Sabar . Sabar . Eh, itu Kak Rio udah mulai ekskul tour-nya .” kataku.

Aku dan Cakkapun mengikuti Kak Rio dan kawan-kawannya. Ekskul pertama yang diperlihatkan adalah ekskul basket. Kak Rio melawan Kak Agni, one by one. Sepanjang pertandingan, penonton hanya melontarkan kata ‘wow’ dan pujian-pujian lainnya.

“Kka, Kak Agni cewek apa cowok, sih ?” tanyaku watados. Cakka monoyor kepalaku.

“Loe kira gue hombreng ?” tanyanya.

“Ya . . Siapa tau gitu.” Kataku dengan tampang lebih watados lagi.

“Sialan loe !”

Aku sedang malas berdebat. Cakka hanya mendengus karena merasa dikacangin. Kami pun asyik menonton basket hingga akhirnya selesai. Kak Rio menang dari Kak Agni dengan perbedaan tipis.

“Oke . Sekarang kita akan menuju ekskul  selanjutnya. Yaitu, Ekskul Musik .” ujar Kak Rio.

DEG ! Musik ? Ah .. Kukira musik yang ‘laknat’ itu sudah dihapuskan dari dunia ini. aku benci musik ! Tapi, aku harus tetap mengikuti tour ini. Ya Tuhan .. Semoga tidak ada hal buruk yang akan terjadi padaku. Amin.

“Loe kenapa, Fy ? Gugup gitu ? Loe sakit, ya ?” tanya Cakka.

“Ng-nggak kok . Gue nggak pa-pa .” kataku seraya menarik kedua sudut bibirku membentuk seulas senyum.

“Oh . . yaudah .”

***

Disinilah aku sekarang. Di depan pintu ruang ‘laknat’ yang sedari tadi terbuka. Cakka sudah masuk duluan. Haruskah aku masuk ? Kuharap ada yang mengatakan ‘tidak’. Ingin rasanya aku berlari menjauh dari ruangan ini. Aku tak mau ! Aku tak mau mendengarkan musik ! MUSIK LAKNAT !

Apa daya, aku harus memasukinya. Harus. Aku menghela napas, meyakinkan diriku akan keputusan yang telah kuambil ini. aku melangkahkan kakiku ke tempat Cakka berdiri. Sepertinya, Cakka sudah menungguku.

“Loe lama banget sih, Fy ? Habis dari mana ?” tanya Cakka.

“Ada urusan bentar.” Jawabku setenang mungkin.

Kulihat, Kak Rio sedang menyuruh anak-anak untuk diam. Tanpa sadar, seulas senyum tipis terbentuk dari kedua ujung bibirku.

“Kak Rio mau nyanyi sama Kak Agni.” Kata Cakka.

Senyumku mendadak memudar. Bukan. Bukan karena dia sangat dekat dengan Kak Agni. Tapi, karena dia akan menyanyi. Aku tak mau mendengarkan orang menyanyi. Kuambil earphone yang ada di sakuku dan memasangnya di telinga. Hapeku bersih dari lagu. Mungkin Cakka mengira aku sedang mendengarkan musik dari hapeku, tapi, nyatanya tidak. Jika aku mendengarkan musik, dimanapun, kapanpun, dan siapapun yang bernyanyi terasa sama saja, memabawa memori buruk itu.

Aku pun sibuk dengan pikiranku sendiri. Hingga riuh tangan penonton memenuhi ruang ‘laknat’ itu. Aku melepas earphone-ku dan mendengar Kak Rio dan Kak Agni mengucapkan terima kasih.

“Adakah yang mau mencoba maju ?” tanya Kak Rio. Ia melihat sekelilingnya. Tak ada tanda-tanda ada anak yang akan maju dengan sukarela.

“Kalau tidak ada yang mau maju dengan sukarela, kakak akan pilih siapa yang harus maju.” Katanya.

Kak Rio mulai berjalan ke arahku dan Cakka. Jangan aku ! Please .. jangan au ! Kumohon .. Jangan pilih aku, kak. Kumohon .. Kumohon ..

“Kamu maju !” suruh Kak Rio kepada .. ku ?

Dewi Fortuna tak memihak kepadaku. Aku ingin menghilang dari dunia ini sekarang. Keringat panas-dingin bercucuran begitu saja. Kak Rio membawaku ke depan. Aku ingin pingsan. SUMPAH ! Kalau ingat kejadian itu, kepalaku sakit. Sakit sekali !

“Kamu mau main alat musik apa ?” tanya Kak Rio.

“Sa .. Saya .. ng-nggak bisa m-main mu-sik.” Jawabku gugup. Rasanya ingin sekali aku menangis. Tiba-tiba saja, memori yang telah kukubur selama 2 tahun itu kembali memenuhi pikiranku. Tubuhku lemas seketika. Aku mencoba mengerjapkan mataku. Tapi, semuanya menjadi gelap.

***

Aku berjalan di taman yang penuh dengan mawar putih. Kuperhatikan diriku yang sedang memakai gaun putih yang sangat indah. Apakah aku sedang di surga ? Aku melihat ada seseorang berjas putih sedang memainkan Grand Piano putih.

“Ayah .. Ayah .. Apa itu kau ?” panggilku.

“Ify .. Ini ayah .” kata Ayah. Aku berlari kearah Ayah dan langsung memeluknya.

“Ayah, Ify kangen. Hiks .. hiks ..” kataku tersedu.

“Ify, jangan nangis, sayang . Ayah juga kangen sama Ify. Ayah janji bakal selalu ada buat Ify. Ayah selalu lihat Ify dari sini.” Ujar Ayah.

“Ify sayang sama Ayah.”

“Ayah juga sayang sama Ify. Sayang banget. Ify, jangan nangis lagi, dong ! Mana malaikat kecil Ayah ? Jangan sedih lagi ya, sayang ?” pinta Ayah. Aku mengangguk pelan dalam dekapan Ayah.

“Sekarang, Ayah mau pergi dulu. Kasian Bunda, Ayah tinggal sendirian. Dah, Ify sayang ..” Ayah melepas dekapannya dan pergi tak tau kemana.

“Ayah .. Ayah .. AYAH !!!”

Aku terbangun. Dimana aku ? Kurasakan kepalaku pusing. Kulihat sekitarku. Kenapa Kak Rio ada disampingku ? Kenapa Cakka dan Kak Agni juga ada disini ? Sebenarnya dimana aku ?

“Gu-Gue ada dimana ?” tanyaku.

“Loe ada di UKS. Tadi loe pingsan waktu gue suruh main musik.”jawab Kak Rio.

“Musik ?” Mataku berkaca-kaca. Kak Rio mengangguk meng’iya’kan pertanyaanku. Aku terisak.

“Ayah .. hiks .. hiks ..” lirihku. Kedua tanganku menutupi wajahku. Ya, Aku menangis.

“Eh, eh .. Loe kenapa ?” tanya Kak Rio, panik. Cakka dan Kak Agni tampaknya juga sama.

“Kka, si Ify kenapa ?” tanya Agni pada Cakka.

“Gue juga gak nggak tau.” Jawab Cakka.

“Yaudah. Sekarang loe gue anter pulang, ya ?” tawar Kak Rio. Aku menggangguk. Heii ! Bukan karena aku ingin membolos MOS. Lagipula, kalaau aku tetap memaksakan diri untuk mengikuti MOS ini, Aku hanya akan merepotkan Cakka. Lebih baik aku pulang bukan ?

Dengan dibantu Kak Rio, aku berjalan menuju ke parkiran. Aku tidak peduli akan banyak pasang mata yang iri melihatku dan Kak Rio. Aku .. Cuma kangen sama .. Ayah. Aku dan Kak Rio memasuki mobil jazz biru. Kak Rio mulai menjalankannya.

“Rumah loe dimana ?” tanya Kak Rio.

“Di komplek Cempaka Putih blok 5.” Jawabku singkat. Kak Rio pun melajukan mobilnya ke arah komplekku. Tak ada pembicaraan antara aku dan Kak Rio. Hingga akhirnya dia membuka mulut.

“Loe tadi kenapa nangis ?” tanyanya.

“Bukan urusan kakak .” jawabku ketus. Aku tak mau Kak Rio tau tentang hal itu. Masih belum waktunya. Ah .. Aku ingin menangis lagi bila mengingat kejadian itu.

“Huft .. Yaudah kalau emang gue nggak booleh tau.” Serahnya. Ini kenapa tiba-tiba kepalaku sakit ?

“Argh ..” rintihku sambil memegangi kepalaku. Untung sudah sampai di depan rumah.

“Eh, eh .. loe kenapa ?” panik Kak Rio. Aku bergeming.

“Ayo gue bantu loe masuk !” Kak Rio memapahku sampai ke depan pitu rumahku. Dia mengetuk pintu. Tak berapa lama Kak Iel –kakakku- membuka pintu. Mungkin, ia kaget melihatku dipapah.

“Ify ! Loe kenapa ?” panik Kak Iel.

“Ify tadi pingsan, kak. Nanti saya jelasin. Ify sebaiknya dibawa ke kamar dulu.” Saran Kak Rio. Dia memang mengenal kakakku. Karena Kak Iel adalah alumni di SMA yang sama denganku, juga ketua OSIS di angkatannya.  Kak Rio tentu saja menaruh hormat pada Kak Iel.

“Oke oke .. Gue bantu !”

Kak Rio dan Kak Iel pun memapahku ke ruangan bernuansa biru itu. Ya, itu kamarku. Biru adalah warna favoritku. Sebenarnya, dulu kamar ini bernuansa orange. Tapi, warna itu entah mengapa mengingatkanku dengan si ‘laknat’ itu. Aku pun berbaring di kasur.

“Gue ambilin minum dulu ya, Fy !” kata Kak Iel. Aku mengangguk lemah. Dia pun keluar, meninggalkanku dan Kak Rio berdua di kamar.

“Loe sebenernya kenapa sih ? Sakit ? Kenapa loe ikut MOS tadi ?”  tanya Kak Rio. Aku menggeleng pelan.

“Cuma pusing, kok. Nggak apa-apa.” Jawabku.

Kak iel tiba-tiba membuka pintu kamar dengan membawa semangkok bubur dan segelas teh hangat. Baru aku sadari, ternyata aku lapar. Hahah.

“Nih, Fy ! Makan dulu !” suruh Kak Iel.

“Gue lemes, kak.” Kataku. Dia melongos.

“Yaudah, kak. Biar gue yang nyuapin Ify.” Tawar Kak Rio. Eh, yang bener tuh ? Disuapin Kak Rio ? mau mau mau. Hahah.

“Ini buburnya. O, iya nama loe siaoa ?” tanya Kak Iel sembari memberikan semangkok bubur pada Kak Rio.

“Mario, kak. Tapi, biasa dipanggil Rio.” Kak Iel mengangguk mengerti.

“Jadi .. Kenapa adik gue bisa kayak gini ?”

“Anu .. Tadi, Ify saya suruh main musik, kak.”

Mampus ! Aku lupa bilang sama Kak Rio suruh cari alasan lain ! Kulihat Kak Iel sudah emosi, tapi aku memandangnya dengan tatapan jangan-salahin-dia-kak! Kak Iel pun seakan berkata kenapa-loe-nggak-bilang?!

“Kenapa loe suruh dia main musik ?” tanya Kak Iel dengan nada tinggi.

“Saya .. Saya ..”

“Kenapa loe suruh dia main musik ? Apa loe nggak tau, musik itu hal paling LAKNAT di dunia ini bagi Ify ! Loe pengen bunuh dia ! Hahh ? Jawab !”

“Saya nggak tau, kak !”

“Cihh .. Siapa yang pilih loe jadi ketua OSIS ? NGGAK MUTU tau nggak ?”

“Okey ! Kalau ini salah saya, gara-gara saya Ify kayak gini, saya bakal jagain dia ! Sampai saya tau alasan dia nangis kayak gitu !”

“Nggak perlu ! Omongan loe nggak bisa dipercaya ! Apa jaminannya kalau adik gue nangis lagi ?”

“Gue bakalan serahin jabatan ketos gue, kalo loe liat Ify nangis lagi !” kata ‘saya’ dan ‘kakak’ hilang begitu saja.

Serahin jabatan ketos ? Kalau aku nangis lagi ? Cuma .. buat aku ? Kak Rio sampai nglakuin ini ? Kulihat Kak Iel tersenyum kecut.

“Gue pegang janji loe ! Loe boleh pulang sekarang ! Biar gue yang jagain Ify.” Kak Rio pun mengangguk dan pamit pulang.

“Kenapa loe nggak bilang sama dia ?” tanyanya padaku saat Kak Rio sudah pulang.

“Aku .. Aku .. Pokoknya jangan salahin dia, kak ! Jangan bilang ke dia tentang semua ini. Kumohon .. Kumohon ..” pintaku.

“Dia harus tau, Fy ! Loe nggak bisa sembunyiin ini selamanya dari dia !”

“Nggak selamanya, kak ! Dia akan tahu. 24 oktober. Dia akan tahu pada hari itu.”

“Tapi .. tapi .. hari itu, kan .. Nggak bisa, Fy ! Saat itu .. saat itu .. Loe bakalan .. Argh !”

“Udahlah, kak. Ify capek. Besok harus MOS lagi. Ify mau tidur, kak.” Kak Iel mengangguk dan keluar dari kamarku. Aku pun terlelap.

***

Hari-hari berikutnya, berjalan seperti biasanya. Aku berangkat sekolah seperti biasanya dengan diantar oleh Kak Iel. Kejadian kemarin, aku anggap tak pernah terjadi. Kenapa harus dipikir ? toh, udah lewat juga.

Kak Rio bersikap overprotektif  padaku. Anak-anak mengira kami pacaran, padahal nyatanya tidak. Kalaupun memang benar, senangnya aku. Ya, aku masih mencintainya. Bahkan perasaan ini semakin dalam kurasakan. Mungkin, dia hanya menganggapku sebagai adik. Tapi, sudahlah .. Itu sudah lebih dari cukup.

Kak Rio selalu menanyakan kenapa aku menangis. Tapi, aku tak pernah menjawabnya. Dia juga tak memaksa. Aku, Kak Rio, Cakka, dan Kak Agni sering jalan bareng. Eh, Kak Iel juga kadang-kadang ikut. Hubungan Cakka dan Kak Agni, semakin lama semakin dekat. Bahkan gosipnya mereka sudah balikkan. Selamat ya, Kka ! Semoga langgeng sama Kak Agni. Hahah.

Sebulan lagi, tanggal 24 Oktober. Ya, semua rahasia yang kusembunyikan akan terkuak di hari itu. Sebelum tanggal itu, nikmatin saja dulu hidup ini ! Hahah ..

Oh ya, tahukah kalian, kalau pada hari itu juga Kak Rio dan Sekolahku berulang tahun ? Kuharap, aku bisa memberikan sesuatu yang istimewa. Dan aku akan melakukannya. Pasti.

Ketidaksukaanku pada musik mulai berkurang. Karena, Kak Rio sering menyanyi. Suaranya terdengar begitu indah.aku ingin menyanyi lagi. Seperti dulu ! Aku ingin. Akan kubuktikan kalau aku bisa.

***

24 Oktober 2011.

Hari yang kutuggu dan kuhindari. Malam ini, akan kupersembahkan sesuatu yang istimewa untuk semuanya dan untuk terakhir kalinya.

Kulihat diriku. Gaun berwarna merah maron telah melekat dibadanku. Rambut bagian bawahku di blow dengan pita di atas kepalaku. High heels sewarna dengan gaunku dan make over sedikit. Cantik.

“Fy, loe cantik banget. jadi pacar gue, yuk !” canda Cakka yang disambut jitakan dari Kak Agni.

“Bercanda, sayang. Cintakukan hanya untuk kamu seorang.” Gombal Cakka.

“Sorry, nggak mempan.”

“Hahahah ..”

“Eh, Bentar, ya. Aku mau ke belakang bentar !” pamitku. Mereka mengangguk. Aku pun pergi ke belakang. Bukan ke kamar mandi, melainkan ke belakang panggung.

Acara berjalan lancar. Semua yang tampil menyuguhkan sesuatu yang menarik. Kalau kata Syahrini, ‘Alhamdulillah ya .. sesuatu banget ..’

“Baiklah. Untuk menutuk acara yang spektakuler ini, seorang siswi kelas X akan menampilkan sesuatu yang istimewa.” Kata Zahra si MC.

Tirai panggung ditutup. Semua lampu dimatikan. Aku berjalan ke atas panggung. Ragu-ragu, kududuki kursi di depan Grand piano putih di atas panggung. Gelap. Itulah yang kurasakan saat ini.

Ayo, Fy ! Kamu bisa ! Jangan kalah sama trauma itu ! Kamu udah niat, Fy ! Kamu pasti bisa ! Aku mencoba menyemangati diriku sendiri.  Aku sudah yakin. Aku pasti bisa. Di lembaran terakhir ini, akan kuhapus ketidaksukaanku pada musik.

Tirai telah terbuka saat jari-jariku menari di atas tuts piano. Aku membuka mulut dan lampu disorotkan kearahku.

Na na, na na na, na na

“IFY !” pekik Kak Rio, Kak Iel, Cakka, dan Kak Agni. Aku tersenyum ke arah mereka. Kak Iel memandangku dengan tatapa kenapa-loe-lakuin-ini? dan kubalan tatapan itu. Karena-aku-ingin.


I miss you, miss you so bad
I don't forget you, oh it's so sad
I hope you can hear me
I remember it clearly
The day you slipped away
Was the day I found it won't be the same
Oh
Na na na na na na na
I didn't get around to kiss you
Goodbye on the hand
I wish that I could see you again
I know that I can't
Oh
I hope you can hear me cause I remember it clearly
The day you slipped away
Was the day I found it won't be the same
Oh
I had my wake up
Won't you wake up
I keep asking why
And I can't take it
It wasn't fake
It happened, you passed by
Now you are gone, now you are gone
There you go, there you go
Somewhere I can't bring you back
Now you are gone, now you are gone
There you go, there you go,
Somewhere you're not coming back
The day you slipped away
Was the day I found it won't be the same no..
The day you slipped away
Was the day that I found it won't be the same oh...
Na na, na na na, na na
I miss you

(Avril Lavigne-Slipped Away)

Semua penonton bertepuk tangan. Senang rasanya bisa menyanyi lagi. Aku bisa ! Aku berhasil ! Aku terus bersorak dalam hati.

“Terima kasih semuanya. Lagu ini saya persembahkan untuk kakak saya tersayang. Makasih kak Iel, udah mau liat Ify nyanyi kayak dulu.” Ujarku.

“Dasar ..” gumamnya.

“Juga untuk Kak Agni dan Cakka yang udah mau jadi sahabat Ify selama ini. Thank you so much, guys.”

“Ur well, Fy.”

“Dan yang terakhir, buat seseorang yang udah bikin saya suka sama musik lagi. Orang yang saya sayangi bahkan saya cintai. Dia .. Kak Rio. Udah liat aku nyanyi kan, kak ? I love you.” Tuturku jujur.

“I Love you too, Fy.” Gumamnya. Aku mendengarnya walaupun samar-samar. Terbalaslah sudah perasaanku.

Aku turun dari panggung. Kak Iel langsung memelukku. Matanya mengeluarkan bulir-bulir kristal bening. Ya, aku tahu dia menangis. Menangis karenaku.

“Kenapa, Fy ? Kenapa loe lakuin ini semua ? Padahal hari ini .. hari terakhir buat loe ! Kenapa ? Kenapa, Fy ? Gue nggak mau kehilangan loe ! Gue .. gue sayang sama loe, Fy !” isaknya. Semua tersentak.

“Aku juga sayang sama kakak. Maafin kalau Ify banyak salah sama kakak. Maaf kalau Ify sering buat kakak sebel. Ify minta maaf, kak.”

Tubuhku lemas dan semuanya menjadi gelap.

***

[ AUTHOR P.O.V ]

Ify dibawa ke rumah sakit dan langsung dilarikan ke ICU. Semua khawatir. Apalagi mereka –Rio, Cakka, dan Agni- tak tahu sebab Ify seperti ini. Iel pun menceritakan semuanya.

“Ify trauma main musik. Ayah meninggal saat akan pergi ke konser akbar bersama bunda karena kecelakaan. Ify berpikir, kalau tidak ada musik, mungkin ayah dan bunda masih ada sekarang. Dia benci musik karena itu.” Ujar Iel. Tak ada yang menyela karena tau perkataan Iel belum selesai.

“2 tahun yang lalu, Ify divonis mengidap kanker otak stadium akhir. Dokter bilang, dia tak akan bertahan lama. Dan ia memperkirakan kalau pada hari ini Ify akan pergi. Karena itu .. karena itu gue berusaha jagain dia. Dia satu-satunya yang gue punya .. dia adik gue yang paling gue sayang ..” kata Iel.

Kedua tangannya mengepal kuat. Rio, Cakka, dan Agni tahu, dia berusaha menahan tangisnya. Tangis perih karena itu. Mereka tak menyangka kalau Ify mengalami penyakit separah itu. Ify yang ceria, Ify yang bersemangat, ternyata .. mengidap penyakit seperti itu.

Dokter keluar. Iel buru-buru menghampirinya dan bertanya bagaimana keadaan Ify. Dokter itu berwajah pucat. Apa .. apa tak ada harapan lagi untuk Ify ?

“Masih ada harapan untuk Ify. Tapi, dia harus di rawat di Singapore yang peralatan medisnya lebih lengkap.” Ujar dokter. Mereka sedikit lega.

“Boleh kami masuk, dok ?” tanya Rio.

“Silahkan. Tapi, dia butuh istirahat.”

Mereka pun masuk ke dalam ruangan yang serba putih itu. Tempat Ify dirawat. Terlihat raut lemah dan tak berdaya di atas kasur. Ya, itu Ify.

“Fy, kenapa ? kenapa loe nggak bilang sama gue ? Gue .. gue cinta sama loe, Fy .. Please .. Jangan tinggalin gue ..” ujar Rio. Ify tersenyum.

“Jangan nangis, kak. Aku nggak mau liat kakak dan yang lain nangis. Ify nggak apa-apa, kok.”

“Fy, kamu bakal dirawat di Singapore. Mau, ya ?” tanya Kak Iel.

“Please, Fy .. mau ya ? Demi loe, Fy !” pinta Cakka dan Agni.

“Demi gue, Fy ! Demi gue ! Gue mohon, loe mau. Demi gue.” Pinta Rio.

“Gue mau, kak. Demi loe. Gue sayang sama loe.”

END~

AKB48 - Heavy Rotation

Heavy Rotation Lyrics

I want you!
(I want you!)
I need you!
(I need you!)
I love you!
(I love you!)
atama no naka
GANGAN natteru MUSIC
HEBII ROOTEESHON

POPPUKOON ga
hajikeru you ni
suki to iu moji ga odoru
kao ya koe wo
omou dake de
ite mo tatte mo irarenai
konna kimochi ni narerutte
boku wa tsuiteiru ne

I want you!
(I want you!)
I need you!
(I need you!)
I love you!
(I love you!)
kimi ni aete
DONDON chikazuku sono kyori ni
MAX HAI TENSHON

I want you!
(I want you!)
I need you!
(I need you!)
I love you!
(I love you!)
HAATO no oku
JANJAN afureru itoshisa wa
HEBII ROOTEESHON

hito wa dare mo
isshou no uchi
nan kai aiseru no darou?
tatta ichido
wasurerarenai
koi ga dekitara manzoku sa

sonna tokimeki wo kanjite
hana wa hokorobu no ka na

I feel you!
(I feel you!)
I touch you!
(I touch you!)
I hold you!
(I hold you!)
yume no naka de
DANDAN ookiku natte iku
boku no IMAJINEESHON

I feel you!
(I feel you!)
I touch you!
(I touch you!)
I hold you!
(I hold you!)
kono omoi wo
BINBIN tsutaete hoshii kara
HEBII ROOTEESHON

itsumo kiiteta
favorite song
ano kyoku no you ni
zutto kurikaeshite
24 jikan
kimi dake RIKUESUTO chuu

I want you!
(I want you!)
I need you!
(I need you!)
I love you!
(I love you!)
kimi ni aete
DONDON chikazuku sono kyori ni
MAX HAI TENSHON

I want you!
(I want you!)
I need you!
(I need you!)
I love you!
(I love you!)
JANJAN afureru itoshisa wa
HEBII ROOTEESHON
HEBII ROOTEESHON.

JKT48 - Karena Ku Suka Dirimu


Jika kamu merasa bahagia
Semoga saat ini kan berlanjut
Selalu selalu selalu ku akan terus berharap

Walaupun ditiup angin
Ku akan lindungi bunga itu

Cinta itu suara yang
Tak mengharapkan jawaban
Tapi dikirimkan satu arah

Di bawah mentari, tertawalah
Menyayi! Menari! Sebebasnya!

Karena kusuka suka dirimu
Ku akan selalu berada di sini
Walau di dalam keramaian
Tak apa tak kau sadari (Aku suka!)

Karena kusuka suka dirimu
Hanya dengan bertemu denganmu
Perasaanku jadi hangat
dan menjadi teduh

Di saat dirimu merasa resah
Berdiam diri aku mendengarkan
Ku beri payung yang kupakai tuk hindari hujan

Air mata yang terlinang
Kan kuseka dengan jari di tanganku

Cinta bagai riak air
Meluas dengan perlahan
Yang pusatnya ya, dirimu

Walaupun sedih jangan menyerah
Langit. Impian. Lihatlah!

Kapanpun saat memikirkanmu
Bisa bertemu kebetulan itu
Hanya sekali dalam hidup
Kupercaya keajaiban (kupercaya!)

Kapanpun saat memikirkanmu
Akupun bersyukur kepada Tuhan
Saat kutoleh kebelakang
Ujung kekekalan

Karena kusuka suka dirimu
Ku akan selalu berada di sini
Walau di dalam keramaian
Tak apa tak kau sadari (Aku suka!)

Karena kusuka suka dirimu
Hanya dengan bertemu denganmu
Perasaanku jadi hangat
dan menjadi teduh

Ujung kekekalan!

JKT48 - Shonichi


JKT48 - Shonichi (Hari Pertama)

Aku berdiri di atas
Panggung yang selalu ku dambakan
Di tengah eluan
Tepuk tangan dan juga semangat

Dengan latihan yang ketat
Ku lampaui dinding diriku
Sambut hari ini
Tirai kesempatan pun terbuka

Aku pun tidak menari sendiri
Ada hari ku nangis di jalan pulang
Aku bernyanyi tanpa berpikir
Ada hariku hilang percaya diri
Selalu sainganku terlihat seolah bersinar

Impian ada di tengah peluh
Bagai bunga yang mekar secara perlahan
Usaha keras itu tak akan mengkhianati

Impian ada di tengah peluh
Selalu menunggu agar ia menguncup
Suatu hari pasti sampai harapan terkabul

Lampu sorot yang ternyata
Begitu terang seperti ini
Bagai malam panjang
Menjadi fajar mentari pagi

Sudah pasti aku tidak
Mau kalah dari kakak kelasku
Kami ingin buat
Show diri kami sendiri

Ada hariku menangis sedih
Saat ku libur karena ku cedera
Ada hariku sudah menyerah
Imbangi sekolah beserta latihan
Tapiku mendengar encore dari suatu tempat

Impian setelah air mata
Bunga senyuman setelah tangis berhenti
Wujudkan terus usaha keras pun akan mekar

Impian setelah air mata
Ku percaya takkan kalah dari angin hujan
Sampai doaku mencapai langit cerah

 Penuh semangat mari menari
Penuh semangat mari bernyanyi
Tanpa lupakan tujuan awal
Kerahkan seluruh tenaga... ooh...

Impian ada di tengah peluh
Bagai bunga yang mekar secara perlahan
Usaha keras itu tak akan mengkhianati

Impian ada di tengah peluh
Selalu menunggu agar ia menguncup

Suatu hari pasti sampai harapan terkabul


Sumber: http://blog-pororo.blogspot.com/2012/07/download-lirik-lagu-jkt48-shonichi-hari.html#ixzz20yUE1kVF

JKT48 - Hissatsu Teleport


JKT48 - Hissatsu Teleport (Jurus Rahasia Teleport)

Jump! Jump! Jump! Jump!
Lawanlah daya tarik dari cinta (Jump! Jump! Jump!)
Hatiku sedikit saja layangkanlah (Jump! Jump! Jump!)
Terbangkanlah orang yang kusuka

Tolonglah teleport
Tolonglah teleport
Hissatsu teleport

Jalan sekolah di pagi hari
Kalian yang di depanku (hey! boys!)
Good Morning aku ucapkan
Aku agak dicuekkin (masa sih!)

Aaah... jika semua melihat (uuuh)
Laki-laki itu pemalu (lucunya)
Selalu pasang tatapan keren (uuuh)

Hingga di angkasa sana
Di kejauhan pertemuan antara kita berdua
Tempat yang tak ada siapapun
Hissatsu telepo-orto

Tolonglah teleport
Tolonglah teleport
Hissatsu teleport

Walau kucoba melewatimu
Kau tampak tidak tertarik (oh ya?)
Kau pun berpaling dan berbicara
Ayo lihat ke sini (lihat ke sini)

Ah jika saja aku bisa (bibibibibi)
Memakai satu kekuatan (hoii)
Dalam sekejap kau akan kuhapus

Dirimu yang selama ini ada di situ
Mengapa hanya dalam sesaat
Ke tempat diriku berada
Hissatsu telepo-orto

Hingga di angkasa sana
Di kejauhan pertemuan antara kita berdua
Tempat yang tak ada siapapun
Hissatsu telepo-orto

(puruppupparurudaddaddaddira)

Lawanlah daya tarik dari cinta
Jump! Jump! Jump!
Hatiku sedikit saja layangkanlah
Jump! Jump! Jump!
Terbangkanlah orang yang kusuka

Melanggar peraturan dari cinta
Jump! Jump! Jump!
Tak perlu pilih cara dapatkanlah
Jump! Jump! Jump!
Kudapatkan orang yang kusuka
Jump! Jump! Jump!


Sumber: http://blog-pororo.blogspot.com/2012/07/download-lirik-lagu-jkt48-hissatsu.html#ixzz20ybANtIN