Kamis, 27 Februari 2014

Aturan Anti Cinta - 01

Aku sangat terkejut dengan perkataan gadis di depanku ini. Aku sedang berada di rumahnya dan orang tuanya sedang pergi. Jadi aku tidak perlu merasa malu karena berteriak saking terkejutnya.

"Eeehhh?! Kau serius udah daftar? Kenapa nggak bilang aku dulu, sih?" Tanyaku.

"Aku serius Ryuu. Lagian kalau aku ngomong sama kamu, kamu pasti nglarang aku." Dia berujar sedih.

"Mana mungkin aku nglarang kamu. Tapi, kamu tahu sendiri kan, kalo kamu ikut itu, kita harus putus. Dan aku nggak mau. I still love you so so much, babe."

Namanya Veranda. Jessica Veranda. Seorang gadis paling cantik dan dewasa yang pernah aku temui. Gadis yang membuatku jatuh cinta setengah mati. Mana mungkin aku melepaskannya begitu saja.

Dan beberapa menit sebelumnya dia berkata kalau dia akan mengikuti audisi sebuah Idol Group yaitu JKT48. Oh ayolah! Aku tau segala seluk-beluk aturan di sister group AKB48 itu. Kenapa? Karena aku adalah Yasushi Ryuu, anak dari Yasushi Akimoto. Kau tak tau Yasushi Akimoto? Tanyakan saja pada google-san.

"Aku juga. Tapi, ini impianku sejak aku kecil, Ryuu. Aku tidak mungkin menyia-nyiakan kesempatan ini begitu saja. I really really want to be an idol!"

Aku meraih kedua tangannya dan mengelusnya dengan lembut. Kudekatkan dahiku dengan dahinya. Dia masih menunduk, tapi aku bisa melihat kedua pipinya bersemu. Aw, manisnya..

"Ve, denger aku. Kamu nggak harus masuk JKT48 buat jadi idol. Aku bisa menjadikanmu seorang idola, Ve."

Ve menengadahkan kepalanya menatapku. Dia terlihat seperti menahan... air mata? Shit! Apa aku baru saja membuatnya menangis? Aku mengelus pipinya lembut.

"Dan orang-orang bakal ngira kalau aku itu cuma manfaatin kamu? Dan mereka bakalan mikir kalau aku itu instant idol? Gitu mau kamu?" Dia berujar dengan lirih, lalu menunduk lagi. "Aku ingin semua orang tahu kalau aku berusaha keras, Ryuu."

Oh! Aku yakin dia menangis sekarang. Geez, kenapa susah sekali mengerti hati wanita sih? Akhirnya aku memutuskan untuk memeluknya.

"Oke, kalau itu emang keinginan kamu. Aku bakal dukung kamu. Asalkan itu bisa buat kamu bahagia. Aku bakalan jadi Verandaaddict nomor satu. Because, I always addict to you." Dia tersenyum dan mengangguk. 

"Tapi, kamu janji bakal nungguin sampai aku lulus. Nggak pa-pa deh, kamu pacaran sama cewek lain selama aku nanti di JKT48. Asalkan kamu bakal balik lagi sama aku kalau aku udah lulus, ya?" katanya sambil tersenyum jahil.

Aku mencubit hidungnya. Kemudian kudekatkan wajahku dengan wajahnya. Dia mulai menutup mata. Aku pun mengikutinya. Hingga akhirnya jarak antara kami tak tersisa.Setelah beberapa lama aku pun menjauhkan wajahku dengan wajahnya.

"Mana mungkin aku berpaling dari gadis secantik kamu."

Wajahnya memerah lagi. Membuatku tak tahan untuk menciumnya lagi. Kuberikan kecupan kecil di bibirnya. Aku melihat wajahnya tambah merah.

"Rasa lemon, ya? Aku suka," godaku. Dia menutup bibirnya dengan sebelah tangan. Dan sebelahnya lagi memukul dadaku pelan.

"Apaan, sih!"

Aku menatap matanya dalam. Kemudian aku memeluknya, menenggelamkan wajahku di lehernya. Ve tampak terkejut, tapi aku tak mempedulikannya. Aku malah tambah erat memeluknya.

"Ryuu? Kamu kenapa?" Dia berusaha melepas pelukanku dan menatap wajahku. Tapi aku tak membiarkannya.

"Biarkan begini untuk sebentar saja, Ve. Kalau emang nantinya ini jadi yang terakhir kali. Aku bener-bener nggak rela nglepas kamu."

Aku dapat merasakan kalau dia pelan-pelan membalas pelukanku. Menyandarkan dagunya di pundakku. Dan mengelus punggungku pelan.

"Kamu kok kayak anak kecil gini sih, Ryuu. Aku bakalan tetep balik sama kamu kok kalau aku udah lulus. Itupun kalau kamu masih mau sama aku. Hihi," katanya cekikikan.

"Jangan ngomong kayak gitu lagi! Aku nggak bakal bisa berpaling dari kamu, Ve."

"Iya, aku tahu. Kamu besok jangan cemburu ya, kalau aku deket sama fans-fans cowokku,"

"Asal kamu juga nggak cemburu kalau aku deket sama artis cewek lain," ujarku. Aku merasakan deathglare-nya. "Haha, segitu nggak maunya ya, kamu nglepasin aku."

"Nggak kok!"

Aku membelai rambutnya pelan. Kuhirup aroma yang menguar dari surai panjang itu.

"Ngomong-ngomong kapan audisinya?"

"Lusa." ia menjawab dengan santai. Aku melepaskan pelukanku dengan cepat. Dan  menatapnya yang sedang cengengesan dengan tajam.

"Besok lusa?! Dan kamu baru ngasih tahu aku sekarang?!!"

"Hehehe, maaf. Aku kan cuma pengen lebih lama sama kamu." Dia mengerucutkan bibirnya. Aku pun akhirnya luluh karena perkataannya.

"Ganbatte ne..."

"Ha'i!"

***

a/n :

Maaf udah nggantungin cerbung ini lama banget. sebenernya udah ada ide ceritanya, cuma aku bingung gimana ngawalinnya. Maaf juga kalau pendek dan nantinya bakal jarang update, karena saya sibuk sama sekolah dan ngekos, jadinya nggak bisa bebas nulis cerita ini. Semoga masih ada yang mau baca cerita abal-abal ini :) xoxo