Minggu, 16 Maret 2014

But, You Have Me [02]


Aode

PRESENT
---

BUT, YOU HAVE ME

--

Main Character

Cakka Kawekas Nuraga
Agni Tri Nubuwati
Ketzia Laurent

Genre
Romance, Hurt/Comfort, Friendship, Drama, and a little bit Humour.

Warning!
CANON, Cagni pair, OOC, Abal, etc.

Don't LIKE, Don't READ!

----------------CnA-----------------

Cakka sedang berbincang dengan dengan Key dan Mas Elang ketika Kak Gege masuk ke ruangan. Dan sepertinya dia begitu sumringah ingin mengatakan sesuatu karena bibirnya tak henti-hentinya menyunggingkan senyum.

"Kenapa, Ge? Senyum-senyum gitu? Ada cewek cantik?" Tanya Mas Elang.

"Iya. Cewek cantik. Dan dia ini tamu spesial MnG ini! Man, Aku nggak nyangka dia bakalan ikut kesini juga!" Jawab Kak Gege. 

"Siapa sih, Ge?" Tanya Key.

"Temen lamanya Cakka! Dia mau masuk boleh nggak?" Tanya Kak Gege.

"Siapa sih? Bikin penasaran banget sih! Yaudah, ajak masuk aja!" Ujar Cakka.

"Siap, Boooss!"

Dan Kak Gege pun berbalik menuju pintu dan berbicara pada seseorang -atau mungkin dua orang-. Kemudian mereka masuk dan membuat Cakka tegang dan tak bisa berkata apa-apa. Seseorang dari masa lalunya datang ketika dia sudah mantap dengan pilihan barunya. Atau mungkin bisa dibilang sekarang dia mulai ragu.

***

Agni dan Juniper menunggu di balik pintu ruangan di depannya. Tadi Kak Gege menyuruh mereka untuk menunggu disini sementara ia masuk dan berbicara sebentar pada orang-orang di dalam.

Agni gemetar untuk alasan yang tidak jelas. Ia hanya akan bertemu teman lama, tapi kenapa perasaannya tak karuan seperti ini? Oh, mungkin sebenarnya bukan cuma teman lama. Karena yang akan ditemuinya adalah sosok yang berharga dalam hidupnya. Di masa lalu. Atau mungkin hinggak sekarang.

Beberapa menit kemudian, Kak Gege keluar lagi dan menyuruh mereka masuk karena Cakka sudah mengijinkan. Mereka pun masuk dengan gugup. Dan Juni di belakangnya sibuk merapalkan entah mantra apa untuk mengurangi rasa gugupnya.

Saat mereka masuk, tiba-tiba suasana menjadi hening. Tidak ada yang berbicara. Tidak pula Cakka. Ataupun wanita di sebelahnya. Mereka semua seperti membeku karena kehadirannya. Dan Agni sudah pasti tidak menyukai suasana seperti ini.

"Ha-lo?" Sapa Agni.

Om Gub adalah orang pertama yang sadar dan berjalan ke arah Agni sambil merentangkan kedua tangannya. Dia memeluk Agni dengan sangat erat seolah-olah Agni adalah anaknya yang sudah lama menghilang. Atau mungkin memang seperti itu.

"Kamu kemana saja to, nduk? Selama ini kok nggak pernah kasih kabar ke kita? Kita kan kangen sama kamu." Tanya Om Gub, sambil melepas pelukannya tetapi masih memegang kedua lengan Agni.

"Maaf, Om. Agni nggak tau harus ngehubungin siapa. Agni kan juga nggak punya nomernya Om Gub. Jadi gimana mau ngehubungin? Heheh." Jawab Agni sambil cengengesan.

"Ya, mampir kek ke Jogja. Liat nih, kamu sekarang udah gedhe gini. Ayu tenan to, nduk, koe saiki. Padahal dulu masih kayak anak kecil sing tomboyne minta ampun!" kata Om Gub.

" Agni mah udah dari dulu cantik, Om!" Kata Agni sambil nyengir. Disambut elusan tangan di kepalanya oleh Om Gub.

Mas Elang menaruh gitarnya -yang tadi dibuatnya untuk latihan- di sampingnya. Kemudian berjalan menghampiri Agni dan Om Gub yang sedang berbincang seru.

"Ayah, gantian dong! Elang kan juga mau peluk Agni! Emangnya cuma ayah doang yang kangen sama Agni." Cibir Elang.

Om Gub pun melepaskan pelukannya dari Agni sambil tersenyum lebar. Kemudian kembali duduk di kursinya. Beliau menatap Cakka dengan panangan yang sulit diartikan. Anaknya satu itu selalu menceritakan perasaannya kepada ayahnya. Dan tentunya sekarang Om Gub tau apa yang tengah dipikirkan Cakka. Sebuah keraguan. 

"Cantik banget sih kamu sekarang, Ag! Dan kenapa kamu nggak bilang sama Mas El? Kan kamu juga nggak harus bayar buat ketemu Cakka. Cuma ketemu si cunguk itu juga." Celetuk Mas El yang disambut lembaran bantal oleh Cakka. 

"Apaan sih, Kka?" 

"Mas El itu yang apaan. Ganteng-ganteng gini kok dibilang cunguk." sungut Cakka. 

"Iyadeh. Sorry. Betewe kamu nggak mau kangen-kangenan sama Agni nih?" tanya Cakka. 

"Maulah! Ini baru mau kesana." Cakka berkata dengan sedikit gugup. Ia berjalan menuju ke arah Agni. Dengan gugup ia menarik Agni ke dalam pelukannya. Ada sensai nyaman saat ia melakukannya. Dan jantungnya berdetak kencang. Dia hanya bisa berharap Agni tidak mendengarnya. 

"Hai, Agni. Lama banget nggak ketemu." ujar  Cakka, masih sambil memeluk Agni. 

"Iya. Hehehe." Agni menenggelamkan kepalanya di dada Cakka. Ia tahu ini tidak boleh, Cakka sudah punya pacar. Tapi ia tidak bisa menahan rasa rindu yang meluap ini. 

Cakka melepaskan pelukannya pada Agni dengan enggan. Begitu pula dengan Agni. Dan Key menyadari hal itu. Ia bisa melihat kilatan tertarik di mata masing-masing. Rasanya sakit melihat pacarmu memeluk perempuan lain di depanmu. Apalagi kalau perempuan itu pernah menjadi seseorang yang berharga baginya. 

"Ah, ya. Kenalin ini Juniper. Temanku. Aku kesini bareng dia. Harusnya sih, temenku yang lain yang harus disini, tapi dia mendadak ada acara keluarga. Jadi aku yang menggantikannya." ujar Agni.

"Juniper Lofeel. Salam kenal." Juniper berkata dengan malu-malu. Bagaimana tak malu kalau idolanya ada di depannya?

"Hai, Juni! Salam kenal!" sapa Cakka. "Kenalin juga. Ini Ketzia, pacarku." 

Key pun berdiri dari duduknya dan menghampiri Agni berniat menyalaminya. 

"Ketzia Laurent. Biasa dipanggill Key. Salam kenal, Agni. Teman Cakka adalah temanku juga." kata Key dengan sedikit menekankan makna kalau Cakka adalah miliknya.

"Agni. Agni Tri Nubuwati. Salam kenal, Key. Aku harap kita bisa berteman baik." balas Agni. Tentu saja Agni bisa mengerti maksud dari kata-kata Key tadi. Sudah jelas sekali kalau gadis ini tidak menyukainya. 

"Yak! Cukup kenalannya. Saatnya menyapa C~Luvers yang ada di luar sana. Agni nanti mau nyanyi sama Cakka?" tawar Om Gub. 

"Boleh saja, Om. Kalau Cakka tidak keberatan. Hehehe." jawab Agni. 

"Tentu saja aku tiak keberatan. Tapi bukannya aku juga harus bernyanyi dengan Key, Yah?" tanya Cakka. 

"Kamu bisa bernyanyi dengan Agni setelah kamu selesai bernyanyi dengan Key, Kka." jawab Om Gub. 

"Oke deh, kalau gitu."

"Dan kamu Agni. Kamu tunggu disini dulu. Biar nanti jadi surprise, okay? Sedangkan temanmu akan berada di kursi paling depan." ujar Om Gub. 

"Okay, Om!" 

***

New cover yay! Maaf cuma sedikit. Saya merasa nggak bisa nulis dengan benar akhir-akhir ini. Tapi diusahakan bakalan tetep update kok :) Terima kasih sudah mau membaca :) 

Aode